December 21, 2014

Posisi BAB Terbaik, Jongkok atau Duduk? -- Tempo

Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk buang air besar? Jawabannya tergantung pada posisi. (Baca: Waspadai Susah Buang Air Besar di Pagi Hari)

Dalam suatu eksperimen, seseorang hanya membutuhkan 51 detik untuk mengeluarkan isi perut mereka dengan cara jongkok. Sedangkan buang air dengan posisi duduk memerlukan waktu 130 detik. “Posisi jongkok memudahkan orang buang air,” ujar Dov Sikirov, ilmuwan yang memimpin eksperimen terhadap kasus ini, seperti dikutip Medicaldaily, Senin, 15 Desember 2014. Penelitian Sikirov mengusik kenyamanan warga lapisan menengah dan atas, yang selama ini dijejali produk toilet model duduk.

Bagaimana dengan warga lapisan bawah? Jangankan memikirkan posisi, mereka tidak punya uang untuk membeli tempat buang air besar yang layak. Bank Dunia memperkirakan 2,5 miliar orang di dunia (sekitar 57 juta diantaranya di Indonesia) tidak punya kakus yang layak. Aktivitas buang hajat mereka lakukan di sungai, ladang, dan sembarang tempat dengan risiko menyebarkan virus dan kuman.

Beberapa pakar kesehatan menilai orang yang buang air besar di toilet duduk memang lebih rentan terserang bakteri, seperti Escherichia coli, Salmonella, dan Shigella dysenteriae. “Jika bakteri itu masuk ke dalam tubuh, pencernaan akan terganggu,” tutur Ari Fahrial Syam, dokter spesialis gastroentrologi, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, kepada Tempo.

Ketiga jenis bakteri tersebut kerap ditemukan di toilet, khususnya di toilet umum. Meski tak terlalu berbahaya, jika ketiga jenis bakteri ini muncul dalam jumlah besar dan terus-menerus, diare berkepanjangan akan menyerang. (Baca: BAB Jongkok, Selamat dari Wasir?)

Ada beberapa penyakit lain yang mengintai seseorang jika terlalu memaksakan diri buang kotoran dengan posisi duduk. Pertama, gangguan pencernaan akibat bakteri di toilet yang masuk ke dalam tubuh. Kedua, sulit buang air besar dan rasa nyeri akibat membengkoknya posisi rectum, yang dalam jangka tertentu berujung wasir.

Otot rectumsigmoid tersebut memang mempunyai tugas menjaga kotoran manusia agar tidak mudah keluar. Kotoran berupa ampas sisa makanan akan keluar melalui otot ini setelah dibusukkan di dalam usus. Proses keluar dibantu oleh klep anus. (Baca juga: 6 Alasan Mengapa BAB Jongkok Lebih Sehat)

Hanya, otot-otot tersebut harus dilatih dengan cara buang air besar dalam posisi jongkok supaya siklus buang air terjaga. “Tak sering keluar, juga tak sulit keluar,” kata Michael Triangto, dokter spesialis olahraga dan otot, di Rumah Sakit Mitra Kemayoran.

Penyakit jangka panjang karena terlalu sering buang air besar di toilet duduk adalah haemoroid, yakni sejenis varises yang muncul di pantat. Haemoroid terjadi akibat tak lancarnya aliran darah ke otot-otot di bokong. Pembuluh darah besar yang ada di daerah tersebut akhirnya tertekan. Walhasil, tutur Michael, pembuluh darah balik (vena) akan melebar. Penyakit ini dapat terjadi di dalam atau di luar dubur.

Meski begitu, para pengguna toilet duduk tak perlu berkecil hati. Ada cara khusus untuk membuat aktivitas buang air besar tetap sehat, yakni menekan pantat ke lubang toilet. “Caranya, bisa mengangkat kaki seperti posisi jinjit,” kata Michael, sambil menunjukkan cara yang benar. Posisi badan harus lebih condong ke arah depan.

Dengan cara tersebut, otot-otot hamstring pada paha lebih menarik otot gluteus maximus yang terletak di pantat. Lantas, lubang pantat akan lebih terbuka dan kotoran mudah terdorong keluar.

No comments:

Post a Comment