December 08, 2014

Kapan Bayi Boleh Makan Garam dan Gula? & Perlukah Memusuhi Gula dan Garam? -- kompas

Garam dan gula sebaiknya diminimalisir atau sama sekali tidak diberikan saat anak masih bayi? Berikut ini serba-serbi garam dan gula bagi bayi, Ma.

• Ma, kita bisa hidup normal tanpa garam dan gula tambahan sebab makanan sudah mengandung garam dan gula. Apalagi, berbagai penelitian membuktikan, asupan garam terkait dengan risiko tinggi terkena hipertensi, kegemukan, dan penyakit jantung di usia lebih muda. 

• Bagaimana dengan gula? Gula juga terkait risiko mengalami diabetes dan kegemukan. Jadi, menu makanan yang sehat (seimbang) adalah menu dengan sesedikit mungkin garam dan gula. Hal ini berlaku untuk semua umur, bukan anak saja, Ma. 
 
• Untuk bayi di atas 6 bulan, Mama sudah memberikan MP-ASI (Makanan Pendamping ASI). Mama bisa membuat sendiri MP-ASI anak (tanpa garam dan gula ya!). Di atas usia satu tahun, boleh saja Mama memberi garam dan gula, asal porsinya sedikit sekali.

Perlukah Memusuhi Gula dan Garam? -- kompas
 
Bagi sebagian orang, gula dan garam merupakan bahan makanan yang harus dihindari. Konsumsi gula dan garam berlebihan dalam jangka panjang memang berbahaya bagi kesehatan, tetapi bukan berarti gula dan garam harus dihilangkan dari pola makan sehari-hari.

Menurut Emilia Achmadi, ahli gizi, penyakit-penyakit kronis timbul akibat pola makan yang berlebihan, bukan karena bahan makanan itu sendiri. "Informasi kurang tepat memang bisa membuat orang menghindari satu jenis atau satu kelompok makanan, padahal tidak perlu," katanya dalam acara Jakarta Food Editor's Club yang diadakan oleh PT Unilever Indonesia di Jakarta (4/11/2014).

Gula dan garam memiliki sisi positif dan negatif bagi tubuh. Di satu sisi, gula dan garam diperlukan, tetapi di sisi lain akan memberikan efek yang buruk bila dikonsumsi berlebihan. Karena itu, menurut Emilia, yang terpenting adalah mengendalikan diri agar tidak makan berlebihan.

"Pola pikir kita yang harus diubah. Batasi asupan gula dan garam, bukan menghindarinya sama sekali. Bagaimanapun kita harus makan makanan yang bervariasi," ujarnya.

Di Indonesia, makanan dan minuman yang mengandung gula dan garam tinggi masih banyak dikonsumsi masyarakat. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional 2011, konsumsi gula masyarakat mencapai 1,416 kg per kapita per minggu, sedangkan konsumsi garam sebesar 311 gram per kapita per minggu.

Padahal, batas konsumsi gula per hari yang direkomendasikan adalah 3-6 sendok makan atau 25-50 gram per hari. Adapun batas konsumsi garam sehari adalah 5 gram atau 2.000 mg natrium.

"Sudah saatnya kita mengontrol apa yang kita makan. Selama ini, kebanyakan, orang kalau makan hanya memikirkan rasa atau seleranya saja. Kini saatnya kita memikirkan apa yang dibutuhkan tubuh," kata Emilia.

Salah satu cara untuk membatasi asupan gula dan garam adalah dengan mulai memperhatikan label gizi dalam makanan kemasan. Selain itu, sebaiknya jangan menyimpan garam ekstra di meja makan.

No comments:

Post a Comment