Ini realitas lo dalam rumah tangga kami maksudnya gak ada mau mendikter rumah tangga ato otak orang lain, ini hanya hal hal yang kadang kami perbincangkan.
sek ya belum mampu menyusun kalimat, bobok wae lah
10 oktober 2014, #yang bener 8 oktober 2014, jam 8:42 pagibaru dapet ide lagi buat nulis, hehehehehe, setelah kabur entah kemana.
Aku menulis judul tersebut karna banyak yang bilang di telapak kaki ibu ada surga, cek punya cek g taunya itu hadi lemah, woooooooooooooo, jadi gak percaya, dan sebenarnya jika dicek lagi, kenapa muncul hadis itu kan karena wanita mau jihad.
Perempuan, atau istri dalam keluarga kecil kami ini, alias aku juga belajar, belajar akademis, belajar komunikasi, bla bla bla bla, tapi ada yang membedakan signifikan, yaitu perempuan banyak make perasaan dibanding logika, disitulah suami selalu menengahi. Istri yang maen perasaan itu akan terus membangun HOME mereka, belajar masak, ngasuh anak, jadi ibu, bebeberes, bla bla bla, seks, dll, dan suami mendampingi terus demi bisa mewujudkan tujuan akhir yang sudah kami sepakati bersama. Jika istri ngambek maka suami yang nenangin, padahal istri tu kerja di rumah lo, dan nafkah suami yang cari.
Baiknya aku mulai dari suamiku kali ya, di al Quran dikatakan kaum lelaki pemimpin bagi kaum perempuan, sederhananya dalam keluarga kecil kami mungkin, suami ku sebelum nikah pasti udah banyak belajar, ya belajar akademik demi bisa kerja untuk ngasi nafkah keluarga, belajar ilmu sabar, tabah, komunikasi, bla bla agar dia dapet melaksanakan visi misi nya sebagai pemimpin.
Nah, ini tentang anak berbakti, kami belum dititipi anak si dengan Tuhan, tapi esok saat kami sudah dititipi, pelajaran dasar yang ingin aku ajarkan pada anak kami adalah, ibu belajar banyak dari ayah, karna ayah yang sudah menjaga kita agar kita selalu on the rigth track, tanpa ayah, ibu g ada apa apanya, jadi semuanya kembali pada ayah karna ayah pemimpin dalam keluarga kita.
Jika esok anak kami bilang, bu bukankah surga ada di telapak kaki ibu, aku akan jelaskan bahwa hadis itu lemah. Jika si anak masi bilang nabi saja mengatakan 3x untuk ibu baru untuk ayah, aku akan jawab, itu karna ibu hamil selama 9 bulan, berat kan bawa janin kemana mana, kemudian harus jaga makan, harus siap sakit saat melahirkan, tapi TANPA ayah yang selalu mencari nafkah demi kebutuhan gizi kita, tanpa ayah yang selalu mengingatkan ibu untuk makan, tanpa ayah yang selalu membacakan doa untuk kita, tanpa ayah selalu mengingatkan ibu untuk selalu berdoa demi janin, g akan ada pendidikan akhlak yang diterima ananda sejak mulai dari rahim. Banyak memang anak yang tinggal di rahim, sudah waktunya lahir ya dikeluarkan, kemudian si bayi dititipi dengan keluarga ato baby sitter, jadi tetap tidak mendapat didikan dari orang tua nya, yang sejujurnya bertanggungjawab.
Judul ini sebenarnya pemikiran pribadi untuk selalu memberitahu anak bahwa, ayah kalian adalah panutan utama dalam keluarga kita
Thanks God, thanks hubby
No comments:
Post a Comment