Perencanaan Jitu, Pensiun Bermutu
TEMPO.CO, Jakarta - Diakui Safir Senduk, perencana keuangan, pada pekan lalu di Jakarta, perencanaan investasi untuk masa pensiun lebih kompleks daripada perencanaan tabungan. (Baca: Konsep Kaya Menurut Safir Senduk) Menurut dia, unsur penting yang perlu diperhatikan adalah besaran dana yang diinvestasikan dan besaran hasil investasinya. Pertanyaannya, berapakah uang yang harus disisihkan dari penghasilan per bulan untuk investasi itu? Idealnya, ujar Safir, seseorang harus menyimpan 10 persen dari penghasilan per bulan. Menurut survei kecil-kecilan yang ia lakukan, kebanyakan orang muda malas dan takut merencanakan dana pensiun melalui investasi. Sebagian dari mereka tidak terlalu percaya diri atau tidak percaya diri sama sekali dalam menyusun rencana pensiun. (Baca: Kementerian Keuangan Masih Kaji Sistem Dana Pensiun) Bisa juga karena pekerja muda merasa setiap gaji bulanannya dipotong perusahaan tempatnya bekerja untuk pensiun kelak. Misalnya, melalui Jamsostek. Namun, permasalahannya, apakah dana pensiun tersebut akan mencukupi kebutuhan pada masa depan? Untuk itu, Safir menyarankan untuk mempersiapkan dana pensiun dari sumber lain. “Jika dana pensiun yang diberikan oleh perusahaan ternyata tidak dapat menutupi seluruh biaya hidup ketika pensiun, siasatilah dengan mencoba investasi atau program pensiun yang uangnya bisa diambil saat pensiun,” katanya. (Baca: Alokasi Dana Pensiun Membengkak Jadi Rp 74,3 Triliun) Waktu yang baik untuk memulai persiapan masa pensiun adalah secepat mungkin. Menurut Safir, kalau saat ini seseorang hanya mempunyai waktu sepuluh tahun menjelang pensiun, sebenarnya itu sudah cukup terlambat, apabila melihat tingkat inflasi yang semakin tinggi. Ingat, ia memberi tip, semakin lama menunda, semakin besar inflasi akan menjepit keuangan Anda pada kemudian hari. “Kalau saya, prinsipnya: ‘Ikan sepat, ikan gabus. Makin cepat, makin bagus’,” tuturnya. (Baca: Kabar Gembira, Tunjangan Beras Pensiun Naik) HERU TRIYONO | HP
Ini 5 Persiapan Dana Pensiun Anda
TEMPO.CO, Jakarta - Masalah pensiun kini menjadi fenomena menarik. Menurut survei kecil-kecilan yang dilakukan Safir Senduk, perencana keuangan, pada pekan lalu menyatakan, "Kebanyakan orang muda malas dan takut untuk merencanakan dana pensiun melalui investasi. Sebagian dari mereka tidak terlalu percaya diri atau tidak percaya diri sama sekali dalam menyusun rencana pensiun.” (Baca: Konsep Kaya Menurut Safir Senduk)
Berikut ini adalah lima tip menyiapkan dana pensiun.
1. Membuat daftar anggaran pengeluaran beserta tagihan yang harus dibayar setiap bulan. Misalnya, tagihan listrik, air, dan telepon. Kurangi pengeluaran untuk hal yang tidak penting. Kemudian, sisihkan dana minimal 10 persen dari pendapatan setiap bulannya dan lakukan secara rutin. (Baca:Pensiun Realistis, Tak Bikin Jatuh Miskin)
2. Alokasikan dana tersebut dalam berbagai bentuk instrumen investasi.
3. Konsultasi dengan bagian perencanaan keuangan agar bisa langsung direkomendasikan jenis produk investasi apa yang cocok. Ini akan memberi gambaran bagaimana cara mengalokasikan dana dalam bentuk properti atau investasi di pasar modal. (Baca:Perencanaan Jitu Pensiun Bermutu)
4. Pisahkan rekening dana pensiun, jangan dicampur dengan yang lain, terutama dana darurat.
5. Jangan memakai dana darurat untuk berinvestasi dana pensiun. Dana darurat dipersiapkan dalam kondisi darurat dan bisa dicairkan sewaktu-waktu. Sementara itu, dana pensiun memiliki tujuan jangka panjang. (Baca: Kabar Gembira, Tunjangan Beras Pensiun Naik)
HERU TRIYONO | HP
Berikut ini adalah lima tip menyiapkan dana pensiun.
1. Membuat daftar anggaran pengeluaran beserta tagihan yang harus dibayar setiap bulan. Misalnya, tagihan listrik, air, dan telepon. Kurangi pengeluaran untuk hal yang tidak penting. Kemudian, sisihkan dana minimal 10 persen dari pendapatan setiap bulannya dan lakukan secara rutin. (Baca:Pensiun Realistis, Tak Bikin Jatuh Miskin)
2. Alokasikan dana tersebut dalam berbagai bentuk instrumen investasi.
3. Konsultasi dengan bagian perencanaan keuangan agar bisa langsung direkomendasikan jenis produk investasi apa yang cocok. Ini akan memberi gambaran bagaimana cara mengalokasikan dana dalam bentuk properti atau investasi di pasar modal. (Baca:Perencanaan Jitu Pensiun Bermutu)
4. Pisahkan rekening dana pensiun, jangan dicampur dengan yang lain, terutama dana darurat.
5. Jangan memakai dana darurat untuk berinvestasi dana pensiun. Dana darurat dipersiapkan dalam kondisi darurat dan bisa dicairkan sewaktu-waktu. Sementara itu, dana pensiun memiliki tujuan jangka panjang. (Baca: Kabar Gembira, Tunjangan Beras Pensiun Naik)
HERU TRIYONO | HP
No comments:
Post a Comment