SETIAP orang pasti memiliki karakter dan sikap yang berbeda. Ada tiga hal yang membentuk perbedaan tersebut.
Ahli Neurobiologis dan Terapis Okupasi Dunia, Kim Barthel, mengungkapkan ada tiga hal dasar yang membentuk sikap dan perilaku seseorang. Ketiganya adalah kognisi, emosi, dan sensasi.
Kognisi adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang sesuatu hal. Kognisi bisa juga diartikan sebagai kecerdasan. Kepercayaan seseorang tentang sesuatu dipercaya dapat memengaruhi sikap mereka, dan pada akhirnya memengaruhi tindakannya terhadap sesuatu. Sementara, emosi adalah perasaan atau reaksi seseorang pada sesuatu.
“Maka jika Anda dalam bahaya, maka Anda tak mungkin bisa berpikir, hanya respon. Hal itu dipengaruhi kognisi,” katanya dalam seminar “The Behavioral Detective: Evidence and Art” hari ke-2 di Vokasi Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Minggu (4/1/2014).
Menurut Kim, di dalam struktur otak terdapat bagian yang berhubungan langsung dengan emosi, disebut amygdala. Amygdalamerupakan komponen utama penghasil emosi.
“Ada emosi yang bisa kita kendalikan, itu berarti kita aktif. Ada juga yang tak bisa dikendalikan dan kita hanya pasif, misalnya saat kita sedang ketakutan. Amygdala bekerja, misalnya saat melihat wajah galak, maka Anda akan kabur,” ungkapnya.
Kim menambahkan, seseorang yang mengalami trauma hingga menjadi psikopat, maka ia tak memiliki perangkat ‘hardware’ di dalam diri dan kognisinya. Alhasil, dia tak mampu merasakan dengan sekelilingnya.
“Kognisi, emosi, dan sensasi itu dasar dari pembentukan sikap. Ketika kita stres, maka kognisi kita naik. Dan, orang yang psikopat tak punyahardware dalam dirinya untuk merasakan simpati dan berhubungan dengan sekitarnya,” tutupnya.
No comments:
Post a Comment