January 07, 2015

Gangguan Kesehatan yang 'Menghantui' Bayi Lahir Prematur - detik


Jakarta - Seorang bayi prematur tidak bisa disamakan dengan bayi yang lahir dengan kondisi normal. Selain berat badannya yang lebih kecil, bayi yang lahir prematur lebih risiko memiliki gangguan kesehatan lainnya.



Apa saja? berikut rangkumannya seperti ditulis detikHealth pada Jumat (12/12/2014).

1. Ketergantungan ventilator


Setelah dirawat di RS beberapa lahir pasca lahir, ada bayi yang pulang dengan menggunakan oksigen. Hal ini terjadi pada bayi-bayi dengan kondisi khusus dan mengalami ketergantungan ventilator. Meskipun umumnya ketika sudah tidak 'ketergantungan' lagi, si bayi bisa pulang tanpa menggunakan oksigen.

Jika bayi pernah memiliki masalah pernapasan yang berat, akan lebih baik jika saat tidur posisi kepala sedikit lebih tinggi. Jadi, posisi kepala menghadap ke bawah supaya bayi selalu ingat untuk bernapas, lebih nyaman, dan tidak terlalu sesak. Saat tidur, sebagian kecil bayi prematur memerlukan karsit karena bayi degan masalah paru-paru memerlukan posisi tidur seperti ini.

2. Alergi



Problema alergi juga hampir dirasakan setiap bayi prematur. Tidak hanya bentol-bentol, alergi yang dialami bisa berupa batuk atau kondisi tubuh lebih sensitif yang diakibatkan pemicu selama perawatan pasca lahir.

"Yang paling penting kondisi seperti ini jangan sampai mengalami sakit yang benar-benar parah sehingga perlu terapi obat," ucap dr Setyadewi Lusyati divisi neonatologi RSAB Harapan Kita.

3. Gangguan fungsi mata



Pada bayi yang pernah dirawat di NICU, perlu pula diperika fungsi matanya. Sebab, penggunaan antibiotik atau obat-obatan tertentu bisa berefek pada mata dan fungsi pendengaran. Patut diingat, bayi prematur tetap harus diimunisasi dengan jadwal yang sama dengan bayi yang lahir tepat waktu.

"Gangguan mata juga bisa dialami alumni bayi prematur karena minus yang berkaitan dengan kondisi tulang wajahnya. Sehingga memungkinkan risiko membutuhkan kacamata minus. Disarankan membawa anak saat nanti berusia 3-5 tahun ke dokter mata karena takutnya minus dan memengaruhi prestasi belajarnya," papar dr Lusy.

4. Anemia



Dikatakan dr Lusy, sebagian bayi prematur yang dirawat di RS Harapan Kita mengalami anemia yang membutuhkan transfusi atau sebaliknya, tidak membutuhkan transfusi darah. Ada pula yang mengalami hernia di pusar atau paha. Pada kasus hernia yang terjadi di pusar selama tidak terlalu besar akan didiamkan selama 1 sampai 2 tahun.

"Selain itu juga ada gangguan pada pertumbuhan gigi. Namun, bayi prematur sering mengalami GER, pernah ada luka-luka napas, bukan salah bayinya, tapi memang seperti itulah bayi prematur, itu adalah bagian dari hidupnya yang normal. Yang lebih berat lagi, sampai menyebabkan buta, tetapi di RSAB Harapan Kita tidak ada satu pun yang mengalami buta dan mengalami gangguan pendengaran, kecuali memang terdapat faktor bawaan dari orang tua," ucap dr Lusy.

5. Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)



Ada pula bayi prematur yang mengalami Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) yang biasanya terjadi ketika bayi berada di rumah pada usia 2 hingga 4 bulan. Tanpa ada masalah yang berarti, tiba-tiba saja bayi menghembuskan napas terakhirnya, karena bayi tersebut mungkin lupa bernapas.

"Mungkin karena kurang teramati orang tua, atau kondisi bayi agak dingin, tertutup sesuatu sehingga napasnya tidak muncul, akhirnya terjadi SIDS. Hingga saat ini kami belum menerima laporan adanya SIDS ini pada alumni bayi prematur RSAB Harapan Kita," papar dr Lusy.

6. Gangguan Motorik


Semakin kecil bobot bayi prematur, risiko mengalami gangguan motorik kasar semakin tinggi, seperti keterlambatan berdiri, duduk, berlari, atau gangguan bicara. Selain itu, gangguan motorik halus juga bisa dialami bayi yang lahir prematur.

"Misalnya kalau menulis tulisannya tidak rapi ,seperti ceker ayam. Ketika ada keterampilan menyulam, sulamannya tidak halus atau tidak rapih, nah untuk mencapai kesempurnaan, merupakan tantangan bagi dokter karena gangguan ini sedikit sulit disembuhkan,' kata dr Lucy.

Selain itu ada pula gangguan tingkah laku, yaitu kurang perhatian, problema psikologi di mana lingkungan tempat tinggal sangat mempengaruhi, fungsi kecerdasan. Menurut dr Lucy, jarang sekali seorang bayi yang lahir prematur mengalami gangguan kecerdasan.

No comments:

Post a Comment