1. Betulkah autis bisa disembuhkan?
autisme bukanlah penyakit, sehingga tidak ada obatnya. Autisme merupakan gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak. Umumnya, gejala ini muncul sebelum mereka menginjak usia tiga tahun. Bila seorang anak di bawah usia tiga tahun mengalami kecelakaan dan terjadi gangguan pada perkembangannya, dia tidak bisa dikatakan autistik. Seorang anak bisa menjadi autistik sejak lahir ataupun seiring dengan tumbuh kembang mereka.
2. Apa penyebab autis?
Hingga saat ini, belum ditemukan penyebabnya. Belum ada penelitian medis yang bisa menentukan penyebabnya.
3. Apakah anak autis rendah kecerdasannya?
Seperti anak lainnya, IQ anak autis bervariasi. Ada yang tinggi IQ-nya, ada pula yang rendah. “Ada anak autistik yang pandai dalam bidang bahasa, tapi lemah dalam sains. Begitu sebaliknya
4. Benarkah anak autis tidak bisa bergaul?
Bagi anak autistik yang bermasalah ialah interaksi sosial. Mereka tidak memiliki insting dalam pergaulan. Anak tidak autistik pasti mengerti bagaimana caranya beradaptasi dengan lingkungan baru. Mereka akan bertegur sapa saat bertemu dengan orang baru. Kecenderungan itu tidak tampak pada anak autis. Anak juga gemar dengan sebuah benda secara berlebihan. “Pasti mereka akan bercerita tentang hal tersebut terus-menerus
5. Adakah diet khusus untuk penyandang autis?
Anak-anak autis memang disarankan untuk melakukan diet khusus. Di antaranya, mengurangi asupan protein susu sapi dan gandum. Kedua jenis protein ini tidak bisa dicerna dengan baik oleh mereka. Sebelum menentukan diet ini, memang diperlukan satu tes khusus. Tak masalah jika ingin menerapkan diet ini tanpa tes terlebih dahulu. Tetapi, observasi terus selama diet berlangsung
orangtua sebenarnya bisa mengenali
masalah psikis pada anak lewat terapi bermain.
Biasanya cara ini dilakukan pada anak yang masih kecil
hingga usia batita. Saat bermain, orangtua bisa
mengamati dan menganalisis bagaimana pola bermain
anak dari kisah-kisah yang diperlihatkan. Misal, dalam
bermain anak selalu memilih peran utama binatang buas
yang menerkam binatang lemah. Bila pola ini selalu
berulang, ini merupakan pertanda penting, anak merasa
dirinya selalu jadi objek/korban dari pola asuh /perilaku,
apakah orangtua atau teman. Lewat terapi bermain,
konflik permasalahan anak dapat ditelusuri, kemudian
diatasi sesuai penyebabnya.
Kenali Gejala ADHD -- Parenting Indonesia
Memang anak-anak wajar aktif dan sesekali normal bagi anak-anak untuk merasa bosan di kelas, menyela pembicaraan, atau lupa mengerjakan PR. Tapi, kuncinya pada kata disorder atau gangguan. Artinya, anak ADHD sangat sulit untuk bisa fokus dan mengontrol tingkah lakunya hingga pada tahap mempengaruhi emosi dan mengganggu fungsi kehidupan anak sehari-hari.
Bagaimana membedakan gejala ADHD dengan gejala lain, misalnya autisme?
Konon, ADHD adalah ‘selimut’ sejumlah gangguan neurodevelopmental lainnya pada anak. Itu artinya, ADHD jarang tampil sendiri karena biasanya disertai gangguan lain, misalnya autisme.
Pada anak dengan keterbatasan intelektual, gangguan komunikasi, atau kesulitan baca-tulis-hitung, umumnya juga ditemukan gejala ADHD. Perbedaan paling mendasar ADHD dari autisme adalah pada autisme kemampuan komunikasi sosial dan interaksi sosial anak mengalami hambatan. Sementara pada anak ADHD mereka bisa menjalin interaksi dan berinteraksi secara sosial.
Secara umum, gejala ADHD pada anak-anak bisa dikelompokkan ke dalam 3 kategori, yaitu minimnya atensi, hiperaktivitas, dan impulsivitas, yang bisa diamati dalam kegiatan sehari-hari yakni;
Gejala minim atensi:
• Mudah teralihkan
• Tidak mengikuti petunjuk
• Terlihat seperti tidak mendengarkan saat diajak bicara
• Ceroboh
• Mudah lupa pada aktivitas hariannya
• Sulit mengorganisir aktivitas harian
• Sering kehilangan barang
• Menghindari atau tidak menyukai aktivitas yang memerlukan usaha terus-menerus
• Punya kencenderungan daydreaming
Gejala hiperaktivitas:
• Tidak bisa disuruh duduk diam
• Sulit bermain dengan tenang
• Selalu bergerak, seperti berlari, memanjat, atau melompat
• Suka bicara nonstop
Gejala impulsivitas:
• Sulit mengantre dengan anteng
• Memotong pembicaraan orang lain
• Menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan
• Kerap mengucapkan kata-kata yang tak pantas tanpa berpikir lebih dulu
Ketika sedang marah atau menolak
melakukan sesuatu, anak suka membalas dengan
memukul. Ini sebenarnya perilaku alami dan normal,
apalagi jika anak belum mengenal kata-kata atau
keterampilan dalam menangani situasi sulit.
Balita dan anak-anak prasekolah memang sering
merespon secara fisik terhadap situasi marah karena
mereka belum belajar cara lain dalam menanggapi
situasi
itu. Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan
ketika
anak memukul Anda.
Hentikan
Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah
menghentikan anak. Caranya, pegang tangan anak
selembut mungkin, tatap matanya, dan jelaskan
kepadanya dalam sedikit kata agar ia tidak memukul.
Anak yang sedang marah dan memukul tidak mungkin
mendengarkan dan mengerti penjelasan filosofis yang
panjang soal mengapa memukul itu salah.
Jika ia memukul anak lain dan tidak mau mengalah,
tenangkan dirinya dengan mengajaknya ke suatu
tempat
yang tak jauh dari tempat pertama. Misalnya, taman
bermain, toko, restoran, di mana anak tidak bisa
melihat
teman yang dipukulnya tadi. Hindari memarahi anak di
depan umum.
Tanyakan Alasan
Setelah tenang, tanyakan alasan ia memukul. Ini
penting
untuk mengetahui perasaan mereka.
P enuhi Kebutuhan
Ada yang mengatakan, memukul merupakan bagian
dari
kebutuhan (cari perhatian, lapar, lelah) yang tak
terpenuhi. Meski demikian, hal ini tidak bisa
dibenarkan.
Namun Anda bisa mencaritahu untuk memenuhi
kebutuhan itu.
Cari Alternatif
Cobalah ajar anak untuk mencari alternatif lain selain
melampiaskan kemarahannya dengan memukul.
Misalnya:
1. Menggunakan kata-kata . Bantu anak
mengekspresikan perasaan dengan menggunakan
kata-
kata untuk memecahkan masalah. Seperti mengatakan
"Tidak" sebagai bentuk kemarahan.
2. Berjalan pergi. Alih-alih terus berhadapan dengan
hal
yang membuatnya marah, lebih baik meninggalkannya
sehingga keinginan memukul pun hilang.
3. Menghentakkan kaki atau memukul bantal. Akan
lebih
baik melakukan dua hal itu daripada memukul orang
yang disayang, bukan?
4. M inta bantuan . Rasanya ini lebih baik daripada
melakukan kekerasan. Jadi, jika anak mengalami
kesulitan dengan anak lain, dorong mereka untuk
mendiskusikannya dengan Anda, guru, atau orang
dewasa lain yang dipercayainya.
Jangan Pukul Balik
Jujur, ketika anak memukul Anda, otomatis Anda
memukul balik, bukan ? Banyak orangtua berpikir,
tidak
apa-apa memukul ketika anak tidak berperilaku seperti
apa yang mereka inginkan. Anak pasti kapok, pikir
mereka. Sebaliknya, untuk jangka panjang, anak justru
belajar bahwa kekerasan fisik sah dilakukan.
memukul? atau mendapati teman bermain anaknya
yang suka memukul?
Yang tersering saya dapati dari pengakuan orangtua
adalah menghentikan si anak dengan jalan
menasihatinya, melarangnya, memarahinya, bahkan
meneriakinya dan kalau masih saja bertengkar atau
memukul, tak segan-segan si orangtua akan memukul
anaknya.
Berhasilkah cara tersebut menghentikan si anak yang
suka memukul menghentkan kebiasaan memukul?
Tentu saja tidak…
yang terjadi adalah, semakin anak dilarang untuk tidak
memukul, semakin bernafsu dia untuk memukul.
Kalaupun dia berhenti memukul karena ketika dia
memukul orang lain, lalu orangtuanya memukulnya
juga, maka dia akan menjadi anak yang pemurung,
ketakutan dan penuh dendam.
Memukul adalah suatu perbuatan yang tidak benar,
setiap orang tidak diperkenankan memukul orang lain,
apapun alasannya. Tangan berfungsi untuk makan,
memberi, menulis dan melakuan hal-hal baik lainnya.
Jika sampai khilaf memukul orang, seseorang wajib
meminta maaf kepada orang yang dipukul. Terapkan
aturan yang berlaku dirumah, dan lakukan secara
konsisten.
Mengkomunikasikan kepada anak tentang perilaku
pemukulan sebagai hal yang kurang baik, bisa
dilakukan kapan saja, saat bermain, saat menonton tv,
saat berkumpul bersama keluarga, untuk menanamkan
pemikiran pada anak, bahwa memukul adalah suatu
perbuatan yang tidak benar dan membuat sakit orang
lain.
Mengatasi anak memukul dengan tehnik PARENTING
P : Pengasuhan anak yang benar
A : Anak adalah anugerah
R : Redam kemarahan
E : Empati mendengarkan
N : Notifikasi pembicaraan dan tindakan
T : Tanamkan energi positif
I : Istikhomah (konsisten)
NG : meNGadakan time out
Aplikasi penggunaan tehnik PARENTING pada anak
yang suka memukul
P : Pengasuhan anak yang benar . Memberian
perhatian, kasih sayang dan penghormatan terhadap
anaknya.
A : Anak adalah anugerah. Ketika melihat anak
memukul, bayangkan dia dihukum gurunya di masa
depan karena memukul seseorang. Sebagai orangtua
akan dianggap sebagai orang yang bertanggungjawab
atas kejadian tersebut. Jika menyayangi anaknya,
maka orangtua harus benar-benar melatih untuk tidak
memukul walaupun dalam keadaan marah, melatih
anak untuk terus belajar mengendalikan emosi, bukan
menahan emosi.
R : Redam kemarahan. Hindari marah-marah kepada
anak untuk tidak memukul. Anak belajar perilaku dari
orangtuanya, ketika orangtua belajar mengendalikan
emosi, saat itu pula anak pun turut belajar.
E : Empati mendengarkan. Dengarkan alasan anak
memukul. Sebagian besar orangtua terbiasa untuk
berkomunikasi satu arah. Padahal mendengarkan
mempunyai efek yang sangat besar bagi
perkembangan jiwa anak. Anak yang didorong untuk
mengungkapkan perasaannya dan didengarkan akan
merasa dihargai sehingga dapat menjadi anak yang
percaya diri. Beri kesempatan pada anak untuk
menjelaskan alasan dia memukul, anak akan merasa
dihargai, orangtua bisa memberi pemahaman yang
tepat sesuai dengan usia dan perkembangan anak.
N : Notifikasi pembicaraan dan tindakan . Penjelasan
tentang efek dipukul sakit. Kalau menyakiti orang lain
(memukul) harus meminta maaf kepada orang yang
dipukul. Kalau mau bermain bersama harus mau
berbagi mainan. Meminjam mainan harus minta izin
dulu, tidak boleh merebut.
T : Tanamkan energi positif . Predikat anak soleh dan
anak baik hati.
I : Istikhamah (konsisten) . Selalu melarang memukul
dengan bijak. Konsisten untuk meminta maaf kepada
orang yang dipukul. Konsisten melaksanakan
konsekuensi bila anak memukul, misal ; bila memukul
anak harus menenangkan diri dikamar.
NG : meNGadakan time out . Bila memukul tidak bisa
dihentikan, anak harus masuk kamar dan baru boleh
keluar kamar dan bermain kembali setelah dia bisa
menenangkan diri, tidak menangis dan marah-marah
lagi.
Lalu bagaimana bila itu bukan anak kita, tetapi anak
tetangga ? Anggap anak tersebut sebagai anak yang
harus disayangi, dicintai dan dihormati, lakukan tahap
Redam kemarahan, Empati, Notifikasi, Tanamkan
energi positif dan Istikhamah.
Alasan Balita Senang Melempar Barang
Bingung melihat anak usia balita Anda senang melempar barang? Ternyata ada alasannya, Ma. Balita seringkali melempar-lempar barang dikarenakan mereka sulit mengontrol implus-impuls yang ada di sekitarnya.
Kebiasaan ini juga disebabkan oleh perkembangan otak anak balita yang belum sempurna sehingga ia belum bisa menahan dirinya, barulah ketika ia berusia 3 tahun otak mulai terbentuk secara baik dalam kontrol impuls.
Namun, sebelum usia tiga tahun, barang apapun yang ada di tangannya akan ia lempar. Dengan melempar anak dapat mencoba tingkat kekuatan yang dimiliki serta mengeksplorasi cara membuat suara nyaring dengan melempar barang, hal-hal apa saja yang membuat Mama marah, dan mengetahui beragam jenis mainan yang dapat rusak atau memantul.
Kontrol motorik pada anak usia 2 tahun juga masih berkembang sehingga anaksuka melakukan gerakan yang mengagetkan. Perlu Mama sadari, bila anak terlihat memiliki wajah iseng, ia memiliki motif untuk mendapatkan atensi serta mengukur limit kesabaran Anda.
Bila Mama merasa kesal melihat anak terus melempar barang, coba membuat kegiatan melempar untuk hal positif, seperti memberi batasan ke mana ia harus melempar. Dengan begini Mama tidak melarangnya melempar, namun menciptakanbatasan untuk anak, Anda juga perlu menunjukkan kapan melempar dapat diperbolehkan.
Bila Mama memperhatikan bahwa anak suka melempar barang ketika ia merasa kesal, katakan padanya untuk lebih baik menghentakkan kakinya saat ia marah dibanding melempar barang. Dengan begitu anak mulai mempelajari bahwa ada barang yang boleh dilempar asal di lempar ke tempat yang disediakan.
Ibu bapak sering kecewa dan stress menangani anak-
anak yang terlalu aktif. “Anak saya terlalu aktif..tidak
boleh duduk diam walau semenit..melompat sana,
melompat sini.Duduk diam, hanya
waktu dia tidur. Tidur cuma sebentar saja..Penatnya…capeknya
saya tidak sempat tarik nafas dibuatnya” Begitulah
agaknya keluhan ibu-ibu yang anak mereka terlalu aktif.
Sebenarnya anak yang aktif menunjukkan mereka sehat.
Otak mereka cepat berfikir untuk melakukan berbagai
aktivitas. Bayangkan jika anak kita terbaring saja, tentu
kita susah hati juga dibuatnya. Justeru ibu-ibu..reframe
pikiran kita untuk memandang situasi itu dari sudut
yang positif untuk mengurangkan stress. Tips berikut
mungkin boleh membantu kita dalam menangani anak-
anak yang Aktif,superaktif Dan hyperaktif.
1) Tetapkan peraturan yang jelas untuk anak-anak seperti ini dan untuk seisi keluarga. Jika perlu, tulis
peraturan dan paparkan di tempat yang boleh dilihat
oleh semua anggota keluarga. Jangan fleksibel kerana
anak-anak seperti ini benar-benar memerlukan
peraturan yang jelas dan menerima akibat apabila
peraturan tersebut dilanggar. Beri penerangan dari mata
ke mata tentang peraturan dan minta mereka
mengulangi kembali apa yang kita katakan untuk
memastikan mereka paham. Ini tidak bermakna kita
tidak boleh menawarkan pilihan untuk anak-anak
seperti ini, tetapi tingkah laku yang tidak sopan seperti
memukul , meludah atau mengejek patut menerima
akibat yang telah ditetapkan. artinya anak-anak
seperti ini tahu bahawa mereka akan menghadapi
hukuman sekiranya melanggar peraturan.
2) Rutin yang tetap boleh membantu anak-anak,
termasuk mereka yang Berkeperluan Khusus,normal maupun bermasalah tingkah laku. Kebanyakan mereka cenderung untuk menghadapi kesukaran apabila
tidak ada rutin yang tetap dan konsisten. Jika mereka tahu bahawa waktu tidur adalah pada pukul 8:00
malam, maka secara alami, itu akan menjadi
tabiatnya alias kebiasaanya. Sediakan rutin bagi aktivitas yang lain
untuk anak-anak aktif,superaktif dan hyperaktif dan pastikan aktivitas-
tersebut tidak lebih dari 30 menit karena mereka sukar untuk fokus untuk waktu
yang lama.
3) Gunakan waktu lapang alias luang untuk membawa mereka keluar jalan - jalan ke taman permainan,
membaca buku bersama-sama, atau sekadar bermain
dan bercanda dengan mereka. Detik-detik seperti ini
boleh membantu terutamanya untuk menjalin hubungan
yang mesra,rapat dengan anak-anak.
Anak-anak
ini juga boleh dibenarkan bebas melakukan
aktivitas sendiri selagi tidak melanggar peraturan yang
telah dibuat.
4) anak - anak ini sangat bertenaga,
menyebabkan focus mereka menjadi sukar. Salah
satu cara untuk membantu menangani tenaga
tambahan ini adalah dengan memberi mereka banyak
peluang untuk melakukan aktiviti fisik. Walaupun kita
tidak sepatutnya membiarkan anak sampai ke tahap
terlalu letih alias capek , senam adalah cara yang bermanfaat
untuk membantu memfokuskan tenaga berlebihan itu
secara positif.
5) Oleh kerana tenaga kinetik mereka
agak tinggi, hukuman apabila melanggar peraturan
tidak harus dibuat dengan menyekat alias membatasi mereka bergerak
kerana ini mungkin memburukkan lagi keadaan.
Menggunakan pengukuhan dan kata-kata menstimulasi
yang positif mungkin lebih mempan Dan efektif untuk jangka waktu panjang
walaupun ia mungkin memerlukan sedikit
untuk melihat efek Dan hasilnya
6) Dr Phil McGraw (psychologist) berkata, disiplin yang
terbaik adalah dengan memfokuskan pada tingkah laku
anak-anak yang positif.mereka akan bertindak
balas terhadap pujian, dan lebih cenderung untuk
mendapatkan perhatian dengan melakukan sesuatu
yang baik, jika kita memberi penghargaan setiap kali
mereka berkelakuan baik. mereka sering
mendapat perhatian daripada ibu bapa mereka dengan
cara yang negatif , baik dengan ibu bapak menjerit ,
membentak atau memukul disebabkan ibu bapak
melabelkan mereka sebagai “nakal” "liar"
7) Kebanyakan pakar menyarankan supaya
mengelakkan daripada memberi terlebih stimulasi
kepada anak Aktif,superaktif Dan hyperaktif. Hindarkan mereka
daripada banyak menonton TV, dan jangan mengijinkan
mereka menonton TV pada waktu malam. Bunyi TV
yang kuat dan kadang-kadang mengkhayalkan boleh
menstimulasi terlalu aktif dan hiperaktif. Pilih satu atau dua
acara yang sesuai untuk mereka tonton.Anak - anak seperti ini lebih mudah belajar dengan melakukan
aktivitas bukan dengan duduk menonton. Jadi, sediakan
banyak aktivitas yang memerlukan bergerak untuk
mereka.
8) Adalah penting untuk menyedari bahawa mereka tidak selalu mempunyai control atau pengendalian
seperti anak-anak lain. Jangan menyalahkan mereka
atas apa yang tidak mampu mereka kendalikan Sebagian
guru suka mengatakan bahawa jika anak
boleh berkelakuan baik sekali, mereka akan boleh
berbuat demikian di lain kali tetapi ini tidak tepat untuk
anak - anak aktif,superaktif,hiperaktif. Banyak faktor yang boleh
mempengaruhi kemampuan mereka untuk
menunjukan pengendalian diri. Kita perlu peka terhadap
faktor-faktor luar yang boleh menyebabkan pengendalian
diri menjadi lebih sukar, seperti ketegangan antara ibu
dan bapa, kematian hewan kesayangan, tidak cukup
tidur dan sebagainya. anak-anak yang tidak sehat
sering berulah dan ini tidak terkecuali pada
anak - anak seperti ini juga.
Dalam menangani anak-anak ini kita
memerlukan kesabaran yang tinggi. jangan memberi
label yang negatif (seperti "nakal,liar,bandel,setan") kepada mereka.
No comments:
Post a Comment