Pria dikenal berisiko membuat kesalahan yang dapat merusak pernikahannya. Namun, seorang pria juga harus berusaha mengintrospeksi diri dan mengakui kesalahannya agar hubungan pernikahan mereka 'terselamatkan'. Dengan begitu, Anda juga sudah membantu mengurangi masalah kesehatan dalam keluarga.
Seorang psikolog AS, Gloria Vanderhorst, PhD, mengatakan, perasaan negatif yang tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan masalah fisik dan psikologis seseorang. "Konflik yang berkembang dalam hubungan pernikahan biasanya dapat memengaruhi kesehatan. Stres yang diakibatkan permasalahan dalam rumah tangga dapat memicu kecemasan atau depresi dari masing-masing pasangan. Depresi dapat memicu penyakit tertentu,” ungkap Gloria seperti dikutip dari Web MD.
Untuk itu, Gloria Vanderhorst menunjukkan adanya beberapa kesalahan umum yang perlu dikenali dan diperbaiki oleh para pria, seperti berikut.
1. Tidak Menunjukkan Empati
Psikolog Albert Maslow, PhD, mengatakan bahwa empati atau kemampuan untuk mengenali dan berbagi perasaan pada orang lain adalah bagian paling penting dari suatu hubungan. Dalam sebuah hubungan, biasanya wanita sangat sensitif dengan ini. "Wanita ingin perasaan mereka lebih dipahami. Dan ini adalah tugas pria. Bukan hanya mendengarkan, tetapi istri Anda juga ingin dipahami perasaannya,” ungkap Maslow.
Psikolog Albert Maslow, PhD, mengatakan bahwa empati atau kemampuan untuk mengenali dan berbagi perasaan pada orang lain adalah bagian paling penting dari suatu hubungan. Dalam sebuah hubungan, biasanya wanita sangat sensitif dengan ini. "Wanita ingin perasaan mereka lebih dipahami. Dan ini adalah tugas pria. Bukan hanya mendengarkan, tetapi istri Anda juga ingin dipahami perasaannya,” ungkap Maslow.
2. Memutuskan Sendiri
Sebagian pria cenderung berbelanja barang mewah, seperti mobil tanpa berkonsultasi pada istri terlebih dahulu. Hal tersebut seringkali menjadi konflik dalam rumah tangga, bahkan menempati urutan kedua setelah perselingkuhan. Mengapa? Sadar atau tidak sadar, pria sering menetapkan keputusannya sendiri dalam sebuah hubungan. Menurut Gloria Vanderhorst, hal itu pun adalah sebuah kesalahan. Dalam sebuah hubungan sebaiknya melibatkan keputusan bersama.
Sebagian pria cenderung berbelanja barang mewah, seperti mobil tanpa berkonsultasi pada istri terlebih dahulu. Hal tersebut seringkali menjadi konflik dalam rumah tangga, bahkan menempati urutan kedua setelah perselingkuhan. Mengapa? Sadar atau tidak sadar, pria sering menetapkan keputusannya sendiri dalam sebuah hubungan. Menurut Gloria Vanderhorst, hal itu pun adalah sebuah kesalahan. Dalam sebuah hubungan sebaiknya melibatkan keputusan bersama.
3. Egois dalam Berhubungan Seks
Bagi wanita, seks bukan sekadar memuaskan hasrat atau nafsu belaka. Namun, beberapa pria lupa tentang ini. “Dalam hubungan seks, beberapa pria terkesan lebih egois. Hal utama yang ada di kepala mereka adalah memuaskan hasrat dan nafsu. Padahal, kasih sayang lebih dibutuhkan seorang wanita dalam seks, karena mereka lebih merasa dicintai dan dibutuhkan. Itulah hal dasar yang lebih membuat wanita terangsang. Karena wanita menginginkan 'sinyal rangsangan' sebelum berhubungan seks,” ungkap Gloria Vanderhorst.
Bagi wanita, seks bukan sekadar memuaskan hasrat atau nafsu belaka. Namun, beberapa pria lupa tentang ini. “Dalam hubungan seks, beberapa pria terkesan lebih egois. Hal utama yang ada di kepala mereka adalah memuaskan hasrat dan nafsu. Padahal, kasih sayang lebih dibutuhkan seorang wanita dalam seks, karena mereka lebih merasa dicintai dan dibutuhkan. Itulah hal dasar yang lebih membuat wanita terangsang. Karena wanita menginginkan 'sinyal rangsangan' sebelum berhubungan seks,” ungkap Gloria Vanderhorst.
4. Cara Anda Mendengarkan
Mendengarkan 'curahan hati' sang istri bukan berarti hanya sekadar mendengarkan penjelasan istri Anda dan menganalisis. Tetapi, wanita juga menginginkan Anda secara aktif terlibat dalam percakapan. Jangan terlalu terlihat pasif, dan bantu istri menghasilkan solusi untuk memperbaiki masalahnya.
Mendengarkan 'curahan hati' sang istri bukan berarti hanya sekadar mendengarkan penjelasan istri Anda dan menganalisis. Tetapi, wanita juga menginginkan Anda secara aktif terlibat dalam percakapan. Jangan terlalu terlihat pasif, dan bantu istri menghasilkan solusi untuk memperbaiki masalahnya.
5. Tertutup
Banyak pria berpikir mereka perlu menyembunyikan perasaan karena takut dianggap lemah. Namun, itu bisa menjadi sebuah kesalahan. Sesekali, penting untuk berbagi emosi dengan sang istri agar mempererat ikatan. "Wanita sangat ingin mengenal suaminya. Ketika seorang pria cenderung tertutup dengannya, wanita akan merasa seperti orang asing bagi suaminya,” ungkap psikolog Albert Maslow.
Banyak pria berpikir mereka perlu menyembunyikan perasaan karena takut dianggap lemah. Namun, itu bisa menjadi sebuah kesalahan. Sesekali, penting untuk berbagi emosi dengan sang istri agar mempererat ikatan. "Wanita sangat ingin mengenal suaminya. Ketika seorang pria cenderung tertutup dengannya, wanita akan merasa seperti orang asing bagi suaminya,” ungkap psikolog Albert Maslow.
6. Dominan
Menjadi seorang suami bukan berarti harus selalu dominan. Namun, posisi kekuasaan pria sering disalahartikan, membuat terlihat seperti sosok yang egois. Hati-hati!
Film cinta besutan Hollywood, Bollywood, dan Disney selalu merefleksikan bahwa cerita cinta sejati berjalan mulus, tanpa hambatan, dan berakhir bahagia selamanya. Dalam sejumlah film, tak jarang tokoh wanita selalu dikisahkan sebagai sosok romantis yang hanya memiliki tujuan hidup yaitu menikah dengan seorang pria idaman yang sempurna luar dalam.
Namun, apakah sebenarnya ada sosok pria tanpa cela yang umum diistilahkan dengan sebutan sang belahan jiwa?
Menurut Dr John Grey, PhD., penulis Becoming Soulmates: Keys to Lasting Love, Passion and a Great Relationship, kebanyak orang percaya pada ide belahan jiwa merupakan sosok yang membawa kebahagiaan pada hubungan yang selalu harmonis dari waktu ke waktu. Sebenarnya, dalam kehidupan nyata, kata Grey, tidak ada pria yang benar-benar sempurna seperti dalam film romantis.
Keinginan untuk mendapatkan belahan jiwa ini sering membuat wanita melewatkan beberapa pria yang sebenarnya tepat untuk mereka. Para wanita terus menunggu dan ini bukan hal yang baik. Sebab, bisa jadi, penantian pada sebuah kesempurnaan membuat hidup mereka kurang sempurna.
“Jika kita ingin kehidupan yang sesungguhnya, cinta yang sebenarnya, kita perlu menyadari bahwa tahap bahagia selamanya memerlukan usaha dan toleransi mendalam antarpasangan. Keduanya harus saling berjuang dalam mempertahankan hubungan,” terang Grey.
“Mitos belahan jiwa dan hidup bahagia selamanya adalah sebuah fiksi yang membesar-besarkan sebuah dunia yang selalu berlangit biru, cerah, dan terang. Sebenarnya, seperti kita ketahui, sering kali langit yang biru berubah gelap, turun hujan, dan sarat petir yang memekakan telinga,” imbuhnya.
Hal ini berlaku pada mereka yang mengaku telah jatuh cinta pada pandangan pertama dan hidup bahagia selamanya. Percayalah, pasangan paling bahagia sekalipun pasti sama-sama berjuang dalam menyempurnakan sifat pasangan yang tidak sempurna.
No comments:
Post a Comment