setuju dg bapak nya, punya anak harus sesuai kesepakatan suami istri,
lah yg nanti ngasi.makan.dan tangungjawab seumur hidup kan berdua, g
cuma seorang saja.....ngecek diri sendiri yg hidup dg ortu tunggal dan
kembali teringat trauma....saat baru lahir setiap ortu.pasti
ketawa....ntar giliran anak sekolah...udah mulai ngelah ngeluh saat anak
harus bayar sekolah....aku g mau keturunanku menghadapi orang tua yg
berkeluh kesah
Dua, tiga, atau lebih bisa jadi jawaban beberapa pasangan ketika diberi
pertanyaan berapa jumlah anak yang mereka inginkan. Di Indonesia
sendiri, jumlah anak yang lahir hidup dan anak yang meninggal pun turut
memengaruhi keinginan pasangan menambah momongan.
Menurut
analisis terhadap data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, keinginan mempunyai anak meningkat dari dari 13,2% di tahun
2007 menjadi 15% di tahun 2012, demikian dikatakan Reni Ardianti,
peneliti dari Lembaga Demografi UI.
"Berdasarkan analisis kami,
makin banyak jumlah anak maka keinginan wanita untuk mempunyai anak lagi
semakin rendah. Begitu juga keinginan punya anak lebih rendah pada
wanita yang memiliki riwayat keguguran," terang Reni.
Menurunnya
keinginan memiliki anak, lanjut Reni bisa lebih rendah pada wanita yang
mempunyai anak lebih banyak yakni lebih dari 2. Hal ini kemungkinan
besar terjadi karena memiliki anak tiga atau lebih akan membuat orang
tua memiliki 'tanggungan' dalam rumah tangga yang lebih besar pula.
Makin
tinggi tingkat pendidikan wanita, maka makin tinggi keinginannya untuk
mempunyai anak. Apalagi jika si wanita dan pria notabene masih berusia
muda, mereka akan memiliki keinginan yang lebih besar untuk punya anak,
demikian dikatakan Reni di sela-sela Seminar 'Pembangunan Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Berbasis Hasil Litbang
Kependudukan' di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (18/11/2014).
"Indeks
kekayaan makin banyak, keinginan punya anak makin rendah. Sedangkan di
daerah perkotaan, rata-rata wanita memiliki keinginan punya anak lebih
rendah. Tapi, makin banyak anak yang masih hidup, keinginan memiliki
anak lagi makin rendah di semua tingkat pendidikan, indeks kekayaan,
serta usia," papar Reni.
Ia menyimpulkan, dari hasil deskriptif
data SDKi tahun 2012, ditemukan bahwa 44,6% wanita kawin ingin memiliki
anak lagi. Nah, keinginan untuk punya anak akan lebih tinggi pada wanita
dengan indeks kekayaan rendah, pendidikan tamat SLTA ke atas, berusia
15-34 tahun, serta tidak punya riawayat kematian anak
Maka dari itu, untuk menekan Total Fertility Rate (TFR) yang masih
mencapai angka 2,6, Reni dan timnya merekomendasikan pada pemerintah
untuk mensosialisasikan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Kemudian, diperlukan pula usaha menjarangkan kehamilan pada wanita yang
masih memiliki satu anak dan membatasi kelahiran pada wanita yang
memiliki anak lebih dari 2.
"Untuk wanita pendidikan SLTA ke atas
yang sedang catching up (mencapai target punya anak) perlu diingatkan
risiko kesehatan akibat terlalu sering melahirkan. Untuk mencapai
langkah ini kita perlu keterlibatan stakeholder terkait," tegas Reni.
Menanggapi
hal ini, Kepala BKKBN Prof Dr Fasli Jalal, PhD, SpGK menyarankan
keinginan memiliki anak sebaiknya juga berangkat dari faktor pria usia
subur. Sebab, menurut Fasli keputusan untuk memiliki anak tak lepas dari
kesepakatan yang telah dibuat oleh suami dan istri.
No comments:
Post a Comment