Pelukan yang diberikan orangtua kepada anak bukan sekadar bentuk ungkapan rasa sayang saja. Lebih dari itu, pelukan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh ternyata bisa ikut membentuk karakter anak sejak dini.
Jika umumnya ibu yang lebih sering memeluk anak, kini peran ayah pun jangan sampai diabaikan. Transfer kasih sayang antara ayah dan ibu ternyata memberikan energi yang berbeda pada anak.
Psikolog Melly Puspita Sari, Psi, M, NPLm, menjelaskan, seorang ayah yang sering memeluk anaknya, tanpa disadari berarti ia telah mentransfer kemampuan kemandirian. Figur seorang ayah yang bertanggungjawab dan tangguh merupakan karakteristik yang bisa 'menular' juga pada anak.
"Karena laki-laki mentransfer aspek-aspek yang sifatnya berani terhadap figur otoritas di luar. Yang dekat dengan bapaknya, biasanya lebih tough di luar," jelas Melly kepada Wolipop.
Sementara pelukan ibu, mengajarkan anak untuk jadi pribadi yang lebih lembut. Tidak selalu berarti menjadikan anak cenderung bertutur kata halus, bersuara pelan atau berperilaku lembut terhadap setiap orang. Tapi lebih kepada membentuknya jadi seseorang yang lebih peduli kepada orang lain.
"Ibu yang suka memeluk anaknya bisa transfer figur empati," tukas psikolog lulusan Universitas Muhammadiyah Malang tersebut.
Seberapa sering anak harus dipeluk kedua orangtuanya untuk mewujudkan pembentukan karakter positif secara maksimal? Melly mengatakan, tidak ada batasannya.
Namun menurut penelitian yang disebutkan oleh Kathleen Keating dalam bukunya 'The Hug Therapy', pelukan pada anak maupun orang dewasa idealnya diberikan 4-12 kali dalam sehari. Meski begitu, Melly tidak menyarankan para orangtua untuk menghitung berapa kali pelukan yang harus ia berikan setiap harinya.
Yang terpenting adalah kualitas, bukan kuantitas. Berikan pelukan yang tulus saat Anda dan anak sedang bersantai, mengobrol setelah ayah atau ibunya pulang kerja atau menjelang tidur. Pelukan erat dan hangat, sambil membelai rambut atau mengelus punggung juga bisa dicoba agar hasilnya lebih efektif.
3 HAL YANG DIBUTUHKAN ANAK DARI AYAHNYA
Dear Ayah Bunda,
Peran ayah tak bisa dianggap sepele lho dalam mendidik anak. Nah, sebenarnya ada tiga hal penting yang anak butuhkan dari ayahnya. Apa Saja itu? Yuk simak dibawah ini.
Butuh Ayah Yang Penuh Kasih Sayang
Anak laki-laki butuh melihat ayah. Kondisi minimalnya, anak laki-laki butuh sering melihat sosok ayah. Namun ayah yang baik tentu tidak puas bila hanya ditonton oleh anak. Anak laki-laki butuh ayah yang menunjukkan kasih sayang. Ayah yang selalu mengambil jarak dengan anak, tampak dingin dan kaku saat berbicara dengan anak, adalah ayah yang ketinggalan jaman.
Anak laki-laki butuh ayah yang memberi batasan pada perilakunya. Kontradiksi? Tentu tidak. Memberi batasan perilaku tidak bertentangan dengan menunjukkan kasih sayang. Malah, kemampuan ayah memberi batasan perilaku pada anak, dipertinggi bila ia punya kedekatan dengan anak. Tanpa batasan perilaku dari luar, anak laki-laki tidak akan punya kemampuan mengendalikan diri.
Suatu penelitian menyebutkan pentingnya permainan fisik, seperti bergulat antara ayah dan anak laki-lakinya. Permainan ini membantu anak laki-laki mengembangkan kemampuan mengendalikan emosi dan perilaku, serta mengenali dorongan emosi orang lain.
Saat mengalami perubahan fisik menjadi remaja laki-laki atau pria dewasa sekali pun, anak laki-laki masih butuh bantuan ayah. Dari ayahnya, anak laki-laki ingin belajar menjadi pria dewasa yang bertanggung jawab dan menerima maskulinitasnya dengan gembira.
Saling Belajar
Anak laki-laki belajar dari ayah dan para ayah pun belajar dari anak laki-lakinya melalui interaksi dengan mereka. Menjadi model bagi anak laki-laki merupakan cara ayah memberi pengaruh baik secara emosi, sosial maupun fisik.
Saat Anda merasa kesal dan marah sepulang bekerja, komunikasikan perasaan Anda kepada keluarga. Sebab, anak kerap salah memahami mood jelek orang tuanya. Anak biasanya menganggap dirinya penyebab kemarahan orang tuanya.
Para ayah perlu mengekspresikan perasaan-perasaannya. Tidak hanya ekspresi marah, tetapi juga sedih dan frustrasi. Laki-laki yang mencari dan mendapat dukungan emosi dari keluarga akan mengalami kehidupan keluarga yang harmonis.
Mencegah Kekerasan Domestik
Anak laki-laki butuh ayah yang dapat dijadikan contoh baik, karena ia lebih tertarik meniru ayah. Anak laki-laki ingin mengamati ayahnya setiap saat, juga dalam hal mengendalikan emosi.
Anak laki-laki belajar memperlakukan perempuan dengan mengamati ayah. Seorang ayah yang menghormati dan memperlakukan istri dengan baik, akan ditiru anak laki-lakinya. Begitu pula bila ayah memperlakukan istri dengan kasar dan sering mencaci, anak laki-laki akan memperlakukan perempuan dengan cara yang sama. Mencegah terjadinya domestic violence, kekerasan dalam rumah tangga, dapat dilakukan dengan cara mendidik anak laki-laki di dalam keluarga di mana ayah dan ibunya saling menghormati, mencintai dan mendukung.
Semoga bermanfaat.
[adv]: **** VITABUMIN NUTRISI TUMBUH KEMBANG ANAK, PENAMBAH NAFSU MAKAN DAN DAYA TAHAN TUBUH ANAK, REKOMENDASI DOKTER ANAK DAN HERBALIS****
No comments:
Post a Comment