October 17, 2014

Kenali, Anak-anak Seperti Ini yang Biasanya Jadi Korban Bullying

 Tanpa pemahaman yang memadai, anak bisa bertindak tanpa kontrol. Alhasil anak bisa leluasa mem-bully temannya, baik secara verbal maupun fisik. Padahal kerap kali bullying meninggalkan dampak serius.

Dituturkan psikolog anak dan remaja, Ratih Zulhaqqi, biasanya anak yang menjadi korban bullying adalah yang memiliki prestasi buruk, rasa percaya diri rendah, dan cenderung menjadi follower. "Nah, anak yang merasa punya power lebih bisa mem-bully anak yang powernya lebih rendah. Ini bisa dimulai misalnya dengan menyuruh anak itu terus-menerus, misalnya disuruh beliin makanan atau disuruh memperlihatkan PR-nya," tutur Ratih dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Selasa (14/10/2014).

Menurut Ratih, sepertinya lumrah jika ada anak yang meminta temannya untuk memperlihatkan PR-nya, namun hal itu tidak bisa dibiarkan. Jika hal itu dibiarkan terus terjadi, hingga anak menyadari dia bisa melakukan tindakan manipulatif, maka temannya yang lemah akan dijadikan korban.

"Biasanya yang jadi victim itu setipe. Itu makanya orang tua harus waspada," sambung Ratih. Ya, orang tua harus waspada apakah anaknya telah menjadi pelaku bullying ataukah anaknya menjadi korban.

Orang tua tentu tidak bisa menjadi CCTV yang bisa memantau semua aktivitas anak. Karena itu yang perlu dilakukan adalah menekankan kemandirian pada anak. Jika anak mandiri dan tahu apa yang mereka lakikan, maka bullying tidak akan terjadi.

"Kalau orang tua meng-handle semua, maka anak tidak punya kesempatan untuk belajar. Jangan sampai anak melakukan sedikit kesalahan, lalu orang tua mengambil alih semuanya, yang akibatnya anak merasa tidak dipercaya. Dampaknya anak akan memiliki rasa percaya diri yang rendah," papar Ratih.

Anak, lanjutnya, perlu memiliki mekanis pertahanan yang baik. Nah, mekanisme pertahanan ini harus dilatih. Selain itu orang tua perlu memberi ruang yang besar bagi anak untuk menyampaikan keluhan dan idenya. Ini penting agar anak terbiasa berkomunikasi. Tanpa memiliki kemampuan komunikasi yang baik, anak akan cenderung diam, sehingga akan memendam perasaannya atau menyalurkan emosinya dengan cara negatif.

No comments:

Post a Comment