October 13, 2014

Karena Menikah Tidak Ada Sekolahnya

13 okto 14 jam 2:14 siang -- Ini sebagai media pembelajaran yang penting, semoga setiap pasangan pada mbaca KARNA PERNIKAHAN TIDAK ADA SEKOLAHNYA


Karena Menikah Tidak Ada Sekolahnya
Ketika kita menjalani peran sebagai suami/istri dan ayah/ibu tanpa memiliki ilmu sama sekali, maka yang terjadi, kita akan mengikuti pola-pola berikut ini:
1. Warisan
Bagaimana cara kita memperlakukan pasangan dan anak, bagaimana cara kita menjadi suami/istri/ayah/ibu, cenderung me-model apa yang dahulu orangtua kita lakukan dahulu. Sangat bersyukur jika pernikahan orangtua harmonis, jika ada masalah, cara menyelesaikannya bijak , hubungan hangat, serta mampu menstimulasi anak-anaknya dengan baik dan tepat sesuai tumbuh kembangnya.
Namun, yang berbahaya adalah jika contoh-contoh negatifnya lebih banyak kita tonton saat kecil. Ayah yang kaku, dingin, terkesan tidak mau tahu urusan anak. Ibu yang cerewet, tak pernah mendengarkan, membuat anaknya menjadi muak karena overdosis nasihat, sangat mungkin untuk di-copy paste polanya. Jika pola orangtua tidak diputus, maka sangat wajar jika 'nasib' kehidupan pernikahan banyak orang sangat mirip dengan nasib kehidupan pernikahan orangtuanya.
2. Trial & Error
Beberapa orang ada yang menyadari kurang baiknya pola orangtuanya dahulu, namun karena tidak ada pakem ilmu yang tepat, maka yang dilakukan adalah Trial & Error
Misal kasus makan malam. Seorang istri yang setiap hari ingin memberikan yang terbaik pada suami, selalu memasak hidangan makan malam bagi suaminya. Namun, pada suatu hari, kesibukan kerja sang suami membuat sang suami pulang kerja, sampai rumah, lalu ditawari makan malam, suaminya menjawab, "Wah, aku udah makan di luar. Maaf ya".
Kesal? Tentu. Namun bagaimana ekspresinya?
"Iya gpp, besök pagi buat sarapan aja ya", tutur sang istri sambil agak lemas.
Esok paginya, sang suami ternyata terburu-buru berangkat kerja, sehingga tidak menyentuh sama sekali sarapan yang dibuat tadi malam. Hmmm apa yang dilakukan sang istri untuk menyampaikan protesnya?
Trial pertama, memberitahu secara lembut sambil sedikit merajuk, 'Pah, makan di rumah yaaa. Aku udah capek2 masak' Berhasil? Bisa iya bisa tidak. Bisa cuma 'di-iya2-in' aja. Ketika tidak berhasil, lanjut Trial kedua, tambah muka cemberut, 'Paah, aku udah siapin menu spesial looh buat papa. makan yuuuk, pliiis'. Ketika gagal lagi, merasa tidak didengarkan, maka trial ketiga, gak usah masak makan malem lagi. Daripada capek hati, betul?
Begitu pun pada anak. Saat anak masih balita, menghadapi tantrumnya, ketika tak tahu ilmunya, kita pun sangat mungkin lakukan Trial Error.
Dimulai dari saat sang anak rewel, Trial awalnya bertanya dengan tutur kata lembut, "Sayang, kamu kenapa? Mau apa?". Namun, ketika seolah tidak digubris, tangisnya masih terus terjadi, maka dilakukan Trial kedua, intonasi sedikit lebih tinggi, "Anakkuuuu, kamu kenapa siiiih???". Trial kedua gagal, lanjut trial ketiga, dengan kata2 yg eminta empati, "Nak, Ayah bingung kamu maunya apa??? Bilang dong!". Jika ini gagal? Ada trial keempat yang sedikit menggunakan kekerasan.
Menjadi orang baik tanpa ilmu, hanya akan membuat lelah ‘menjadi orang baik’ karena tidak tahu caranya…
Tidak tahu bagaimana mengelola emosi dan mengeskpresikannya pada waktu dan tempat yang tepat…
Tidak tahu bagaimana cara menyampaikan ‘nasihat’ tanpa penolakan dari pasangan…
Tidak tahu bagaimana cara meng-install akhlak kepada anak istri…
Tidak tahu bagaimana bentuk bahasa cinta anak istri…
Semuanya hanya akan membuat sang orang baik menjadi LELAH untuk menjadi baik..
Tentu saja, ini bukan jaminan pasti bahwa orang yang betul-betul mempelajari pernikahan dan mempersiapkan dirinya secara otomatis akan mendapatkan kualitas pernikahan yang baik. Namun setidaknya, insyaAllah tentu akan ada perbedaan sikap antara ia yang menyiapkan ilmunya dan yang tidak menyiapkan sama sekali kan?
Demi masa depan pasangan dan anak Anda, pelajarilah bagaimana membangun surga dalam rumahtangga Anda, sebelum semuanya terlambat -->https://www.facebook.com/events/714109748643721/?notif_t=plan_user_joined
Karena menikah tidak ada sekolahnya
Selamat membangun keharmonisan pernikahan Anda

No comments:

Post a Comment