October 31, 2014

Tips Mendidik Seorang Anak agar Bisa Menjadi Orang yang Hebat & Expect less, get more -- Rumah Inspirasi

Setiap anak yang terlahir ke dunia ini adalah sangat istimewa, masing-masing dari mereka memiliki potensi untuk dapat tumbuh menjadi orang-orang yang hebat. Perhatikanlah para pemimpin negara, para ilmuwan, para musisi, olahragawan terkenal, dan sebagainya. Orang-orang hebat tersebut dahulunya juga pernah menjadi seorang anak seperti anak-anak Anda saat ini. Jangan pernah meremehkan kemampuan anak-anak Anda, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi terhadap mereka di masa depan, tapi kita dapat membantu mereka untuk dapat mengenali potensinya, membimbing mereka agar dapat mengembangkan bakat-bakatnya.
Kenyataannya tidak semua orang tua memahami dengan baik bakat serta potensi buah hati mereka, mereka berpikir sederhana asalkan sudah dapat memberi makan, tempat tinggal, kesehatan dan menyekolahkannya itu sudah cukup. Ubahlah cara berpikir demikian, anak-anak Anda adalah sebuah permata yang belum diasah yang belum menampilkan kecemerlangannya. Bacalah tips berikut tentang bagaimana cara agar dapat mendidik buah hati Anda supaya suatu hari nanti mereka dapat tumbuh menjadi orang-orang yang hebat:

1. Tumbuhkan rasa percaya diri dalam diri anak

Jangan pernah membunuh rasa percaya diri anak Anda, tetapi bantulah mereka agar memiliki rasa percaya diri yang baik. Sering-seringlah mengajaknya berkomunikasi, mengajarinya berargumen serta berpikir kritis tentang sesuatu, memperkenalkannya kepada orang-orang yang baru dia kenal, adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengajar mereka supaya memiliki rasa percaya diri yang baik.

2. Mengajarkan kejujuran dan kerendahan hati

Ajarilah mereka untuk berani bertindak jujur serta rendah hati dalam tingkah laku, perkataan serta perbuatan. Kejujuran dan kerendahan hati adalah asas moral yang setiap orang wajib memiliki, jika Anda menginginkan buah hati Anda kelak dapat tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang hebat, maka didiklah mereka mulai saat ini agar bisa melakukan kedua hal tersebut.

3. Memberinya pujian

Berikan pujian kepada anak Anda ketika mereka berhasil menyelesaikan sebuah tugas, namun hindarilah memberikan pujian secara berlebihan dan yang tanpa alasan. Memberikan pujian kepada seorang anak dapat membuat mereka merasa dihargai dan tidak disepelekan. Beri mereka pemahaman bahwa pujian yang lebih besar akan dapat dia peroleh dari orang lain asalkan dia mau berusaha untuk selalu berbuat baik dan bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan sekitar.

4. Melatihnya keterampilan

Bekali buah hati Anda dengan keterampilan, apakah itu keterampilan dalam memainkan alat musik, tarian, olahraga, dan sebagainya. Para atlet dan para musisi terkenal bisa menggapai puncak ketenaran sedikit banyak tidak bisa dilepaskan dari bantuan serta dorongan orang tua mereka. Oleh karena itu, pahamilah dengan baik bakat anak-anak Anda dengan kesabaran serta dedikasi yang tulus arahkan mereka supaya tetap fokus untuk menggapai cita-cita yang mereka inginkan, namun jangan sesekali memaksakan kehendak Anda kepada mereka, biarkanlah mereka memilih sesuai dengan bidang yang diminatinya.

5. Tidak memanjakannya

Orang tua yang terlalu memanjakan putra-putrinya dapat menjadi masalah bagi masa depan mereka ketika dewasa nanti. Hindarilah sebisa mungkin memanjakan mereka, Anda dapat memberi mereka perhatian atau pun hadiah, namun sesuaikan dengan situasi serta kondisinya. Hadiah diberikan kepada anak sebagai apresiasi sebaiknya apabila mereka bisa atau telah berhasil menyelesaikan sesuatu melalui usahanya sendiri. Hindarilah memberikan bantuan secara terus menerus untuk hal-hal kecil yang sebenarnya dia mampu untuk melakukannya sendiri, sebagai contoh makan, mencuci baju, membersihkan kamar tidur, mencuci piring, dan sebagainya. Dengan tidak memanjakannya, maka Anda telah secara tidak langsung telah mengajarkan kemandirian kepada mereka.

6. Memberikan pendidikan yang baik

Pendidikan di masa sekarang adalah sangat penting, seseorang akan memiliki nilai jual yang lebih baik apabila memiliki pendidikan yang baik pula. Oleh karena itu, doronglah mereka agar selalu giat belajar supaya dapat selalu berprestasi, juga persiapkan dengan baik serta rencanakan keuangan bagi pendidikan mereka terutama ketika mereka nanti akan memasuki perguruan tinggi.
Tentunya masih ada banyak hal luhur lainnya yang dapat dilakukan untuk membantu mereka. Mengutip perkataan seorang fisikawan hebat sepanjang masa Thomas Alfa Edison, "Jika kita menginginkan sesuatu yang belum pernah kita miliki, maka kita harus bersedia melakukan sesuatu yang belum pernah kita lakukan." Pikiran kita seperti parasut hanya berfungsi ketika terbuka, karena setiap manusia dibentuk dari keyakinannya, apa yang ia yakini itulah dia. Oleh karena itu, akan menjadi seperti apa seseorang kelak tergantung pada keputusannya saat ini. Bantulah anak-anak Anda jangan telantarkan mereka, arahkanlah mereka agar bisa menjadi orang-orang yang hebat suatu hari nanti.

Expect less, get more

Salah satu sikap yang kami coba bangun dalam interaksi kami dengan anak-anak adalah berusaha memberikan porsi yang sesuai untuk mereka, tanpa membuat target rigid, terutama yang berhubungan dengan waktu pencapaian. Kami memiliki gambaran tentang standar kualitas untuk hal-hal yang mereka pelajari. Tetapi, kami tak menentukan kapan standar itu akan mereka raih.


Stimulus, Stimulus dan Stimulus

Yang kami lakukan adalah memberikan stimulus dan stimulus. Satu stimulus memicu sebuah pencapaian, disusul dengan stimulus lanjutan untuk menuju jenjang berikutnya. Kecepatan stimulusnya tergantung pada kecepatan pencapaian anak.
Model yang seperti ini ternyata cocok untuk keluarga kami. Kami lebih relaks menjalani proses belajar dengan anak-anak karena kami tak merasa terbebani. Pengetahuan tentang tujuan dan standar kualitas itu ada di kepala kami menjadi sebuah pengetahuan sadar, tetapi tak membebani hati kami. Dengan sikap pandang ini, kami bisa menularkan energi relaks dan bahagia kepada anak-anak.
Karena membawa energi bahagia dan bukan pressure/stress pada anak-anak, kami melihat anak-anak juga menjadi senang dan semangat beraktivitas/ belajar. Daya tahan (endurance) mereka untuk berkegiatan menjadi tinggi.
Kondisi ini tak selalu sempurna dan tak selalu berjalan seperti itu. At least, kesadaran itu ada pada kami  dan kami berusaha untuk kembali ke posisi itu kala kami tiba-tiba tersadar sedang kusut yang energinya menular pada anak-anak.
**

Fokus pada Kualitas Stimulus, bukan Target

Dengan lebih berfokus pada stimulus (dan bukan pada ekspektasi hasilnya), ternyata yang terjadi bukan hasil yang rendah. Tapi justru sebaliknya, hasilnya menurut kami efektif. Mungkin ini terjadi karena anak-anak melakukan aktivitasnya dengan gembira sehingga efektivitas proses penyerapannya menjadi tinggi.
Sebagai contoh sederhana, kami tak pernah punya program khusus untuk belajar membaca bagi anak-anak. Kami tak mengajari mereka membaca sejak bayi sebagaimana yang dilakukan dalam metode Glenn Doman. Tetapi, kami menggunakan berbagai aktivitas yang terintegrasi dalam proses sehari-hari.
Kami tak memberikan target kapan anak-anak bisa membaca. Yang kami lakukan hanya membangun lingkungan yang kondusif, memberikan stimulus dan stimulus, bermain dan bermain. Ternyata, Yudhis dan Tata mulai bisa membaca sekitar umur 4 tahun, lebih cepat dari perkiraan kami, yaitu 6-7 tahun seperti anak-anak pada umumnya.
Hal ini berlaku juga untuk hal lainnya. Misalnya, dalam peningkatan kemampuan mereka berbahasa Inggris, belajar teknologi, matematika, ketrampilan, dan lainnya.
**
Sudut pandang dan pendekatan ini cocok untuk keluarga kami.  Tapi jangan lupa, tiap keluarga mempunyai gaya dan cara yang berbeda-beda. So, jangan lupa mencari yang sesuai untuk keluarga Anda.

No comments:

Post a Comment