April 29, 2012

BAB 4. SEKS,,,,,lanjutan 100 hal yg hrs ditnykan sblm menikah

Menulis ini membuat ku merinding, xoxoxoxoxoxo, asekkkkkkkkkkk....................


BAB 4. SEKS
Hubungan yang erotis, seksual. Hidup. Mati. Dilahirkan kembali. Atau tidak. Aspek apalagi yang lebih misterius daripada aspek ini? Di mana kepercayaan, semangat, kemarahan, pemujaan, kebutuhan, dan kebosanan menghubungkan anda dan pasangan anda secara langsung?
Mungkin kita menikah karena asmara. Mungkin kita menikah demi rasa aman. Mungkin kita menikah untuk memulai hidup berkeluarga. Mungkin kita menikah karena sudah waktunya. Tidak menjadi masalah. Pada akhirnya, kita telanjang di ranjang bersama orang yang kita nikahi, apa pun yang membawa kita ke sana atau apapun yang kita bayangkan mengenai pernikahan tersebut.
Kemudian apa? Tubuh tidak bisa berdusta. Bahkan bila tubuh bertingkah tak terduga, tak bisa dimengerti, tetap saja tubuh memberitahukan kebenaran, kendati kebenaran itu terlahir dari logikanya sendiri. Saya percaya, siapa anda yang sebenarnya adalah siapa anda di ranjang. Di tempat inilah terdapat keintiman yang paling menakjubkan, pengkhianatan yang paling mengerikan, dan kebosanan yang paling menjemukan, yang menjadikannya tempat paling menyenangkan, paling kaya, dan yang paling mustahil dihinggapi kebas. Hubungan seksual anda dengan kekasih anda adalah tempat terdapat kejujuran yang paling intens, entah anda suka atau tidak. Siapa yang sanggup menahankannya untuk waktu yang lama? Siapa yang dapat bertahan tanpanya?

........................g bisa kelar, aku sedang naik darah tengkar dg MRF, asuuuuuuuuuuuu.........................


Lanjut y minggu 3 juni 2012, jam 2.17 pm

Setelah sekian lama anda dan pasangan pasti akan menyadari bahwa tingkat gairah anda tidak selalu sama. Anda menginginkannya. Dia tidak. Anda ingin melakukan sesuatu yang liar dan agresif, padahal ia ingin berlama-lama dan perlahan-laahan. Bagaimana anda mencari titik temu? Bagaimana anda bisa tahu suasana hati pasangan anda? Apakah anda bertanya? Apakah anda memberikan isyarat-isyarat tanpa suara? Apabila anda berdua sudah mengembangkan bahasa sendiri, gabungan dari ucapan, bahasa tubuh, saling tarik, sentuh, dan dorong, apakah anda menyukai jalannya komunikasi ini? Apakah komunikasi ini sudah cukup kaya? Perlu waktu untuk menemukan jawaban-jawabannya, dan hasilnya pun sepadan.
Dalam hubungan yang masih baru, seksualitas sering kali (dengan elegan dan/atau tidak elegan) hanya dialami pada saat percintaan berlangsung. Sementara anda tinggal dan saling memperlajari, anda melihat sensualitas pasangan anda diekspresikan dengan berbagai cara: caranya berhati-hati menyiapkan makanan, agresivitasnya di gym atau di jalan raya, tindak-tanduknya yang manis pada anak kecil, kecintaannya pada kain yang indah maupun pada scotch single-malt. Semua ini merupakan ekspresi suatu hubungan erotis dengan hidup dan kehidupan. Seiring perjalanan waktu dan anda terus bersama, terus membuka diri satu sama lain, intensitas seksual yang mula-mula ada dapat dengan indah dimanifestasikan dari kamar tidur ke segala aspek kehidupan anda bersama. Kebersamaan anda menjadi erotis. "Semakin lama saya berada bersama kekasih saya, semakin dalam hubungan erotis yang kami miliki". Hal ini meninggalkan ruang untuk pikiran yang membahagiakan, bahwa semakin saya tua, semakin sexy saya, di matanya.
Ketahanan, komitmen, pengertian, disatukan oleh pemahaman ini : Inilah seks sebagai rumah tinggal, sebagai cara paling baik yang diberikan kepada kita untuk mengekspresikan dan menerima cinta, hasrat, dan satu sama lainnya.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, bebaskan diri anda untuk menjadi puitis, tersipu-sipu, tegas, atau malu. Cobalah berbicara secara akurat, setulus mungkin, semampu anda. Jangan terburu-buru. Saling membantu. Galilah kebenaran. Temukan kepuasan dan bantulah pasangan anda menemukan kepuasan.

  1. Apakah aku nyaman dalam memberi dan menerima cinta, secara seksual? Dalam hal seks, apakah pasanganku merasakan cintaku padanya?
  2. Apakah aku cukup bergairah pada pasanganku? Apakah aku cukup sering mencumbu dan memujinya?
  3. Apakah aku nyaman dalam memberi dan menerima hasrat? Apakah pasanganku merasakan betapa besar hasratku padanya? Apakah hubungan seksual kami memuaskan secara fisik?
  4. Apakah kita puas dengan frekuensi hubungan intim kita? Bagaimana kita mengatasi masalah ketika hasrat kita tidak setara? sedikit? banyak? satu malam? Satu minggu? Satu bulan? Satu tahun? Lebih daripada itu?
  5. Bagaimana kalau salah satu dari kita tertarik pada orang lain? secara superfisial? Dengan perasaan mendalam?
  6. Bagaimana kita masing-masing menghadapi harapan dan kebutuhan seksual pasangan? Apakah yang diharapkan masing-masing dari yang lain dalam hal pengamanan dan eksplorasi seksual? Bisakah aku benar-benar jujur mengemukakan fantasi dan keinginanku tanpa mengakibatkan sesuatu yang buruk? Kalau memang terjadi sesuatu yang buruk, lalu bagaimana?
  7. Adakah aspek spiritual dalam hubungan seksual kita? kalau ada, dengan cara bagaimana hal itu diekspresikan maupun dihormati?



No comments:

Post a Comment