April 22, 2012

100 hal yang harus ditanyakan sebelum menikah

Rabu, 18 April 2012, Jam 7.05 pm, di rumah jogja ibuku

Malam ini aku gak enak, alasannya :
1. badanku gak enak, mungkin mau sakit
2. mau makan g ada nasi, magic com rusak, akhirnya masak biasa sampe hangus
3. juli udah puasa, artinya janji MRF sia-sia
4. butuh rencana perbaikan kedepan untuk masa depanku sendiri

Walau banyak yang harus kupikirkan, tapi aku ingin sekali bisa share buku buku yang menurutku bagus, hehehehehehe. Jujur badanku gak enak, aku drop.........................., jiwaku pun droppp............

................just keep holding on, just keep pressing on, just keep moving on……………

Hubungan ini terbentuk karena keteguhan MRF, aku udah mengulur waktu 2 tahun untuk ini, tapi aku gak bisa cerita banyak ke keluargaku, andai aku mampu memilih untuk pergi dan menikmati kehidupan baruku dengan orang lain, andai hidupku tidak termakan banyak tentang membangun mimpi, andai aku tidak bertemu dengannya,tapi dengan segala pengandaian tersebut, mungkin suatu hari aku akan lebih siap untuk hidup.

Jadi terbayang dengan novel yang kubaca, pengantin dari Beverly hills ato semacamnya lah, kakaknya seorang wanita, esok hari akan menikah, sayangnya malam tepat sebelum menikah, lelaki itu kecelakaan, kaka itu akhirnya sedih, larut dalam luka, namun dengan waktu, dia bisa menemukan jodohnya sendiri berdasarkan pilihannya sendiri. Aku ingin sekali lagi merasakan itu dan beradu dengan nasibku untuk menentukan ceritaku sendiri, ya………………. saat ini aku SIAP!!!!!!!. Welcome……………………………..


Ada waktu untuk menangis, tuk tertawa, tuk bertahan saja
Ada waktu untuk menunggu, tuk percaya, bahwa semua akan indah
Pada waktunya...........................................................

Ketika nyanyiin itu lagu, aku malah nangis sendiri, hehehehehehe

The Hard Question : 100 hal yang harus ditanyakan sebelum menikah (Susan Piver)

Bab 1. RUMAH

Rumah kita adalah ekspresi paling dekat tentang siapa diri kita dan bagaimana kita memandang hidup. Inilah tempat kita beristirahat setelah memberikan diri kita pada dunia sepanjang hari. Inilah satu-satunya tempat di dunia yang semestinya menjadi tempat yang paling aman. Inilah tempat, bagi sebagian besar kita, untuk melakukan apa-yang-kita-lakukan-selain-bekerja, seperti hobi dan kegiatan kreatif; tempat mengejar impian yang mungkin tidak ada hubungannya dengan upaya untuk mencari penghasilan dan mencapai status tertentu; tempat kita ingin menjadi diri sendiri, menunjukkan pada dunia siapa diri kita sebenarnya, dan berbagi kehidupan dengan orang-orang yang paling kita kasihi. Sebagai tambahan, bagi kebanyakan kita, rumah adalah manifestasi paling nyata dari rasa aman secara finansial dan emosional.

Perkawinan sering kali bermula dengan kesepatakan kita berbagi rumah-berbagi beban finansial untuk merawatnya, kegembiraan dan kerepotan dalam mendekorasinya, penciptaan cara hidup bersama. Setelah upacara, sesudah bulan madu, pengantin baru pulang ke rumah. Bahkan bila mereka sudah hidup bersama sebelum menikah, perjalanan pulang kali ini terasa berbeda. Sekarang kita adalah keluarga. Sekarang kita ada di sini untuk tinggal. Sekarang barang-barang milikku juga menjadi milikmu. Sekarang pakaianmu yang teronggok di lantai akan jadi lain artinya dan sangat menjengkelkan. Inikah yang akan kutemui pada saat aku pulang setiap hari? Biarkan rasa takut itu dimulai.....

Sangat penting untuk membicarakan tempat yang akan anda tinggali bersama pasangan anda. Bentuk tertentu bisa menjadi pemicu masalah. Sebesar apapun anda saling mencintai, perasaan dan karakteristik tempat yang anda tinggali bersama akan memengaruhi jalannya hubungan kalian. Tempat yang kecil mungkin terasa nyaman bagi anda, tapi mungkin terasa menyesakkan bagi pasangan anda. Perawatan rumah tangga yang santai mungkin menjadi relaksasi bagi pasangan anda, tapi malah berarti kecerobohan bagi anda. Sangat penting mendengarkan kebutuhan-kebutuhan kekasih anda dalam topik ini, dan menyatakan kebutuhan-kebutuhan anda sendiri.

Penggambaran ruang fisik bisa jadi timbul dari cara anda berdua menggambarkan ruang psikologis. Apakah anda membutuhkan banyak privasi, terpisah dari pasangan anda? Apakah anda membutuhkan ruang untuk bekerja di rumah? Apakah sebagian besar komunikasi anda berdua dilakukan di meja? Atau di kamar tidur? Seperti apa rumah anda, berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk merawatnya, berapa banyak penghasilan anda yang ditujukan untuk menciptakan dan menjaganya, dimana lokasinya-jawaban-jawaban atas pertanyaan ini merefleksikan keyakinan yang dalam mengenai hidup dan masa depan. Kita sering mulai membayangkan rumah kita sejak masih kecil. ”Kalau aku sudah dewasa rumahku akan punya kolam renang di setiap ruangannya” mungkin terwujud dalam kalimat ”Aku ingin punya Jacuzzi di ruang tidur utama”-namun, Jacuzzi menjadi simbolisisasi hasrat lama yang terpendam. Sangat baik untuk mengungkapkan dan membagikan hasrat-hasrat semacam itu, sekecil apapun kemungkinannya terwujud dalam kenyataan hidup manusia dewasa. Dan ingatlah : rumah anda adalah tempat Anda tinggal bersama kekasih anda, sekaligus menjadi tempat anda tinggal. Apakah anda memiliki ruang untuk diri sendiri atau tidak, rumah anda harus menjadi tempat berteduh untuk pasangan dan masing-masingi ndividu-pada semua tingkatan.

Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini akan membantu anda dan kekasih anda untuk memperjelas pandangan anda terhadap rumah.
1. Seperti apakah rumah kita secara fisik? Bagian bagian luarnya? Bagian dalamnya? Apakah ada gaya tertentu (modern, tradisional, simpel, dsb)??? (Aku ngetik ini sambil denger lagu said i loved u but i lied dari bolton dan agnes monica, hmmmmmm, semakin teriris saja hati ini)
2. Berapa banyak ruangan yang semestinya ada dan untuk apa saja kegunaannya? Sebagai contoh, apa yang penting bagiku/bagi kami untuk bisa dilakukan di rumah (bersantai, bekerja, berc*nta, belajar, meditasi, bermain gitar, berkumpul dengan teman-teman?) Ambil waktu untuk mendeskripsikan ruangan-ruangan yang penting bagi anda (misalnya dapur, kamar mandi, ruang keluarga)
3. Gambarkan perasaan yang ingin aku rasakan begitu masuk ke rumahku. Apa yang membuat aku merasa aman, bahagia? Apakah aku ingin rumah kita berdua damai dan lapang, tanpa tanda-tanda adanya dunia luar? Penuh tawa, cahay yang hangat, dan nyaman? Sunyi sama sekali? Tetangga dan teman-teman datang dan pergi? Semuanya? Tidak satu pun diantaranya?
4. Dimana letak rumah kita? Gambarkan lokasi geografisnya. Apakah yang ada di sekeliling rumah? Tetangga? Pepohonan? Toko dan museum? Laut? Kompleks yang berpagar? Beratus-ratus meter tanah yang tak tergarap?
5. Seperti apa bentuknya? Apartemen? Rumah? Townhouse?
6. Siapa yang bertanggungjawab atas perawatan dan pengaturan rumah dan kebun (kalau relevan)? Apakah kita berbeda dalam pengertian tentang kebersihan dan/atau pengorganisasian? Apakah kita berdua atau salah satu dari kita rapi? Berantakan? Ahli dalam hal pengaturan?
7. Siapa yang bertaanggung jawab atas belanja bulanan, memasak, dan tugas-tugass lain yang ada hubungannya dengan makan? Apakah kita makan di luar? Sering? Atau jarang?
8. Dimana kita tidur? Ranjang king-size? Ranjang air? Tempat tidur di lantai? Apalagi yang ada di kamar tidur selain ranjang? Bermimpilah (sambil denger lagu pasti ku bisa dari s07) tentang tempat di mana anda akan bermimpi.....
9. Berapa persen dari penghasilan yang kitaa siapkan untuk membeli dan merawat rumah kita, setiap bulan atau setiap tahun?
10. Berapa banyak yang akan kita belanjakan untuk perabotan? Siapa yang akan mengambil keputusan-keputusan itu? Faktor-faktor apa yang penting dalam mengambil keputusan ini (harga, kualitas, gaya)? Apakah kita bebas mendekor ulang kalau selera kita berubah, atau kita ingin berinvestasi dalam barang-barang yang berkualitas yang akan awet untuk waktu yang sangat lama.
11. Berapa lama kita akan tinggal di rumah yang sekarang atau rumah pertama kita? Satu tahun? Sepuluh tahun? Selamanya?
12. Apakah kita punya gaya tertentu? Apakah hal itu penting? Seperti apakah gaya yang kusukai? Apakah gaya yang kita sukai?
13. Siapa yang boleh menginap atau tinggal di rumah kita? Apakah kita punya teman serumah atau penyewa? Apakah kita punya hewan peliharaan?
14. Apakah fantasiku yang paling l*ar menyangkut rumah kita (contohnya pancuran mandi di luar, dekorasi yang seluruhnya putih, suaka hewan l*ar, tiga kamar tidur tamu)?


BAB 2. UANG..................................
Dari semua topik yang dibicarakan oleh pasangan, uang adalah topik yang paling metaforis. (Sial, ni lagu jesse who you are kok keren banget sih, bener-bener nampak bahwa dia temen nya adele nih) Uang bisa berarti rasa aman, cinta, kekuasaan, dan/atau kebebasan. Mungkin karena begitu banyak artinya, masalah ini paling sering diperdebatkan. Ketidaksepakatan finansial mungkin menjadi penyebab utama banyaknya hubungan yang gagal, selain ketidaksepakatan seksual/romantis. Hampir bisa dipastikan masing-masing pasangan menyimpan asumsi tertentu yang tak diungkapkan mengenai uang, dari ” Suamiku akan selalu menyokongku” sampai ”Rekening terpisah merupakan wujud kurangnya kepercayaan”.
Sangat penting untuk menguji semua hal itu-tapi nyaris semua orang yang saya kenal langsung mengernyit bila harus membicarakan uang. Saya lebih mengetahui kehidupan s*ks teman-teman saya ketimbang finansial mereka. Uang sering kali menjadi tapal batas dalam hal keintiman di antara dua orang.
Sewaktu tumbuh besar, saya tidak tahu berapa banyak uang yang dimiliki keluarga saya. Sampai sekarang pun saya tidak tahu. Kami tidak pernah membicarakannya-namun kami bicara tentang uang sepanjang waktu. ”Barang itu terlalu mahal”. ”Uang tidak tumbuh di pohon”. ”Menabung itu penting”. ”Kau harus belajar pentingnya uang”. ”Kami mencabut uang sakumu”. ”Kami memberimu hadiah 50 dolar untuk ulang tahun”. Tapi entah bagaimana masalah itu tak pernah nyata. Saya masih harus belajar tentang uang: bagaimana mengumpulkannya, menginvestasikannya, menabungnya, dan membuatnya berbunga. Dan saya rasa saya tidak sendiri. Untuk banyak orang, uang adalah masalah yang paling tidak dimengerti dan menakutkan; sebagian besar kita tidak pernah menguasainya.
Perkawainan memunculkan harapan, impian, dan ketakutan tertentu mengenai masalah keuangan. Bagi beberapa wanita, tak peduli semandiri apa dirinya, ada harapan bahwa pada akhirnya, ia akan dipenuhi secara finansial oleh suami atau pasangan. Bagi beberapa pria, perasaan yang ada dalam dirinya untuk menyediakan kebutuhan dan memelihara keluarga akan muncul pada saat tiba waktunya untuk berkomitmen pada suatu hubungan. Stereotipe kultural yang tak disadari tapi besar artinya ini – wanita dipenuhi, pria memenuhi – tidak pernah dimanifestasikan secara blak-blakan seperti bila orang pergi ke bank.
Tidak ada salahnya memiliki cara pandang tradisional. Namun, penting juga untuk menyadari dan menjelaskan harapan-harapan anda. Masalah timbul ketika salah satu stereotipe (’kita sama-sama bertanggung jawab atas keuangan kita”) diterima dengan terbuka, sementara stereotipe yang lain (”pedulikan aku!”) hanya dirasakan.

1. Berapa banyak uang yang kita hasilkan bersama? Sekarang? Satu tahun mendatang? Lima tahun? Sepuluh tahun? Siapa yang bertanggung jawab pada salah satu porsi? Sekarang? Satu tahun mendatang? Lima tahun? Sepuluh tahun?
2. Apakah penghasilan gabungan kita cukup untuk menutup pengeluaran kita?
3. Apa saja kategori pengeluaran kita (sewa rumah, pakaian, asuransi, biaya perjalanan)? Berapa banyak yang kita belanjakan sebulan, setahun, untuk setiap kategori? Berapa banyak yang ingin mampu kita belanjakan? Sekarang? Satu tahun mendatang? Lima tahun? Sepuluh tahun?
4. Apakah tujuan finansial utama kita menyangkut penghasilan tahunan dan kapan diharapkan dapat dipenuhi? Dengan sarana dan cara apa serta melalui upaya siapa?
5. Berapa banyak uang yang kita miliki di tabungan (checking account) sekarang?
6. Berapa banyak uaang yang kita miliki di deposito (saving account) sekarang)
7. Berapa banyak uang yang kita investasikan atau kita tanamkan di tempat lain (saham, obligasi, dana pensiun)?
8. Berapa banyak uang yang semestinya ada di deposito kita supaya masing-masing merasa ”aman”? Berapa banyak yang kita tabung setiap bulan atau setiap tahun untuk keperluan itu? Siapa yang melakukannya, dan dengan proporsi seperti apa?
9. Di mana kita menyimpannya (bank, dana gabungan, dana pensiun)?
10. Kita menyimpan uang dalam rekening terpisah atau gabungan?
11. Pembelian macam apa yang harus diputuskan secara bersama?
12. Bagaimana kita memutuskan untuk membelanjakan uang? Apakah ada jumlah tertentu mengenai pembelian tertentu yang perlu kita bicarakan bersama sebelumnya?
13. Siapa yang memegang pembukuan rumah tangga dan membayar tagihan-tagihan?
14. Siapa yang membuat rencana finansial jangka panjang (pensiun, investasi)? Bagaimana keputusan ini diambil dan siapa yang melaksanakannya/mengawasi/mengatur rencana-rencana tersebut? Bagaimana dengan asuransi jiwa? Berapa jumlahnya? Siapa ahli warisnya? Apakah kita memiliki investasi yang sudah ada, dan bila ada, adakah yang perlu diubah setelaah perkawinan?
15. Kalau kita punya tanggungan dari perkawinan sebelumnya, bagian mana yang dikeluarkan untuk keperluan itu, sekarang dan di masa yang akan datang? Bila terjadi masalah keuangan tak terduga yang menyangkut diri mereka, bagaimana keterlibatan/masukan/tanggung jawab pasangan yang baru?
16. Bagaimana dengan asuransi kesehatan? Apakah salah satu dari kita memiliki kebutuhan, kondisi, atau keprihatinan menyangkut masalah kesehatan?

Aku stop dulu untuk tulisan ini, akan aku lanjutkan habis nulis tentang mikrobiologi ya, bab lain masihhhhh banyak dari 100 pertanyaan yang menyakitkan jiwa ini, xoxoxoxoxoo. Tulisan ini separohnya aku tulis sekarang, minggu, 22 april 2012, selamat hari bumi

No comments:

Post a Comment