Bagaimana cara 'menghadapi' mertua...
Bagaimana cara menangani kerewelan anak....
Bagaimana cara membentuk anak menjadi anak yang sholeh...
Bagaimana cara menangani kerewelan anak....
Bagaimana cara membentuk anak menjadi anak yang sholeh...
Semuanya bermula dari TEAMWORK antara suami dan istri...
jika teamwork suami istri baik, akan kecil celah bagi mertua untuk 'seenaknya' mengintervensi rumah tangga Anda
Jika teamwork suami istri baik, akan kecil celah bagi anak Anda untuk 'seenaknya' mengintervensi rkebijakan atau rules yang telah Anda ciptakan di rumah...
Namun, tentu saja sesungguhnya...
Tak ada satu pun mertua yang menginginkan kehidupan pernikahan anaknya hancur...
Tak ada satu pun anak terlahir ke dunia ini telah berniat ingin menjadi aib bagi orangtuanya...
Tak ada satu pun mertua yang menginginkan kehidupan pernikahan anaknya hancur...
Tak ada satu pun anak terlahir ke dunia ini telah berniat ingin menjadi aib bagi orangtuanya...
Maka, perkuat TEAMWORK Anda dan pasangan...
Bahagia kelak kehidupan Anda, bersama pasangan, anak, dan mertua Anda
Bahagia kelak kehidupan Anda, bersama pasangan, anak, dan mertua Anda
Selamat membangun keharmonisan pernikahan Anda
#pada akhirnya memang lebih baik memiliki rumah sendiri dibanding kumpul dengan keluarga besar
Jadikanlah mertua sebagai kawan, bukan lawan...
Dekati, jangan jauhi
Dekati, jangan jauhi
Karena
Tak ada orangtua atau mertua yang menginginkan kehidupan pernikahannya...
Tak ada orangtua atau mertua yang menginginkan kehidupan pernikahannya...
Niatnya baik, meskipun caranya boleh jadi tidak Anda suka...
power of terima kasih, maaf, tolong
power of terima kasih, maaf, tolong
Perbedaan suami dan istri telah Allah ciptakan untuk saling melengkapi, bukan untuk saling berkelahi...
Wajar kan suami dan istri miliki kelemahan?
Tidak wajar kan jika suami dan istri tidak miliki sama sekali kelebihan?
Tidak wajar kan jika suami dan istri tidak miliki sama sekali kelebihan?
Tahukah Anda apa yg seringkali sebabkan perkelahian?
Saat diri sendiri terlalu sibuk melihat dan mengutuki kelemahan pasangan serta sibuk mengingat kebaikan diri dan menuntut untuk diapresiasi...
Padahal, keharmonisan pernikahan kan didapat jika kita sering2 berterimakasih mengingat kebaikan pasangan, memohon maaf krn kesalahan diri sendiri, serta memperbaiki, membimbing pasangan anda agar berkurang kelemahannya...
Mari syukuri keberadaan pasangan...
Suami istri tercipta untuk berpasangan, bukan berlawanan...
Suami istri tercipta untuk berpasangan, bukan berlawanan...
Tuhan itu hny ikut merestui, yg usaha dan percaya adalah KITA
Tergantung bagaimana cara kita mengkomunikasikan sesuatu kepada pasangan, dampak dari komunikasi ternyata bisa bersifat:
1. Connecting, atau mendekatkan
2. Disconnecting, atau menjauhkan
1. Connecting, atau mendekatkan
2. Disconnecting, atau menjauhkan
Yang sering kami lihat di lapangan, komunikasi yang Connecting ternyata butuh dilatih, karena jujur saja, lebih merepotkan melakukannya. Ia butuh empati. Ia butuh melakukan di waktu yang tepat, tempat yang tepat, dan caranya yang tepat.
Sedang yang Disconnecting cenderung lebih mudah untuk dilakukan, tanpa berpikir panjang pun bisa, tak perlu memikirkan perasaan orang, tak perlu bingung merangkai kata, bisa dengan lebih ringan untuk diucapkan.
Namun, jika berbicara dampak, tentu kita inginnya semakin lebih connect dengan orang-orang yang kita cintai, betul?
Karena itu, sudahkah Anda dengan sengaja korbankan waktu, uang, tenaga, dan pikiran Anda untuk belajar dan berlatih berkomunikasi yang bersifat Connecting Each Other? Karena kebahagiaan pernikahan tidak diantarkan begitu saja oleh Tuhan di hadapan Anda sesaat setelah akad nikah...
Stay hungry, stay foolish, and be happy...
dunia telah menenggelamkan kita pada hitam putih yang saling membaur; sejenak membuatmu lupa bahwa dulu kau pernah sangat mencinta.
keramaian telah mengaduk kita dalam adonan manusia siap saji tanpa indikator yang terukur; sejenak membuatmu lupa bahwa dulu kau pernah betapa setia.
harta dan tahta telah menjerumuskan kita pada hujan kabut yang membuat pandangan kabur; sejenak membuatmu lupa bahwa dulu kau pernah begitu sederhana.
masih ada nikmat dalam sepi, masih ada sejuk dalam sunyi, masih ada yakin dalam sendiri.
tanpa caci maki,
tanpa kita yang bertukar benci,
tanpa kemunafikan yang bertopeng elegi,
tanpa caci maki,
tanpa kita yang bertukar benci,
tanpa kemunafikan yang bertopeng elegi,
kau dan aku sama-sama memahami;
karena masih ada cinta di sini, bagi sesiapa yang menuju surga Illahi
karena masih ada cinta di sini, bagi sesiapa yang menuju surga Illahi
*Masih Ada Cinta ~ Foezi Citra Cuaca Elmart
No comments:
Post a Comment