Orang tua menganggap melindungi anak-anak mereka dari bahaya sebagai salah satu tanggung jawab utama mereka. Usia rata-rata paparan pertama terhadap pornografi adalah 9 tahun. Orang tua harus memahami bahwa mustahil untuk melindungi anak-anak sepenuhnya dari paparan pornografi. Yang mungkin adalah untuk mengurangi paparan tersebut dan untuk mempersiapkan anak-anak memahami dan membahas paparan pornografi ketika itu terjadi.
Pengawasan eksternal
Pengawasan eksternal berhubungan dengan mengenali berbagai kemungkinan anak Anda dapat terpapar dengan pornografi dan menemukan cara-cara untuk mengurangi kemungkinan paparan tersebut. Paparan pornografi dapat terjadi melalui Internet, permainan komputer, ponsel, iklan, dan keluarga serta teman-teman.
- Semua komputer di rumah Anda, termasuk laptop, hendaknya dipasangi filter Internet yang memblok situs-situs yang mengandung pornografi. Pastikan anak-anak tahu apa yang harus dilakukan jika gambar pornografi tidak sengaja muncul. Ajarkan mereka cara menutup layar komputer secara darurat dan segera melaporkannya kepada orang tua. Sebagai orang tua, bersiaplah untuk “menjelaskan” kejadian ini.
- Acara televisi, video dan permainan komputer serta kegiatan rekreasi lainnya hendaknya diawasi.
- Ponsel anak-anak hendaknya dikumpulkan pada malam hari untuk diisi ulang baterainya oleh orang tua, dan bukan disimpan di kamar anak.
- Ketahuilah cara memeriksa situs-situs Internet mana yang telah diakses di komputer rumah Anda. Jika anak Anda punya ponsel, periksalah sms, foto dan akses Internetnya.
Pengawasan internal
Pengawasan eksternal tidak akan cukup melindungi anak-anak dari pornografi. Sama seperti orang tua perlu memasang filter pada komputer dan ponsel, mereka perlu menolong anak-anak menanam sistem pengawasan internal yang kuat. Anak-anak kecil dan remaja perlu punya sistem pengawasan internalnya sendiri agar mampu menghindari bahaya menonton pornografi.
- Anak-anak perlu memahami artinya seksualitas yang sehat dan mengapa itu sangat penting. Mereka perlu tahu perbedaan antara seksualitas yang sehat dan yang tidak sehat dan seperti apa hubungan yang sehat itu.
- Ketahuilah jawaban tentang mengapa penggunaan pornografi sangat berbahaya agar diskusi Anda dengan anak-anak Anda jangan cuma sekedar, “Pornografi buruk, jangan melihatnya!”
- Anda dapat memulai diskusi tentang pornografi dengan membicarakan sesuatu yang pernah Anda baca, pertanyaan yang Anda punya, atau sesuatu sesederhana ini, “Saya ingat pertama kalinya saya melihat pornografi,” kemudian ceritakan kisah Anda dan mintalah anak Anda untuk menceritakan kepada Anda tentang paparan mereka.
- Adakan diskusi rutin dengan anak-anak Anda tentang pengalaman mereka dengan pornografi. Satu keluarga mulai dengan mengadakan “Dewan Keluarga” dimana anak-anak (dan orang tua) berbicara tentang hal-hal seperti teman-teman yang usil, bahasa buruk, paparan pornografi, dan gosip kejam yang mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari. Keluarga membahas mengapa hal-hal ini berbahaya dan cara menghindari atau mencegah terjadinya hal-hal ini di masa depan.
Pada usia berapa percakapan dengan anak saya harus dimulai?
- Beberapa statistik menunjukkan bahwa usia rata-rata paparan pornografi kepada anak-anak adalah 9 tahun. Kebanyakan orang membicarakan hal ini sejak anak-anak berusia 8 tahun.
- Sebagian besar anak remaja, usia 16 tahun ke atas, telah terpapar pornografi. Anda harus terlibat dalam diskusi rutin dengan anak remaja Anda tentang apa yang mereka lihat dan cara mereka mengatasinya.
- Banyak orang tua khawatir bahwa membahas topik seksual secara terang-terangan dapat memicu rasa ingin tahu. Namun, banyak penelitian ilmu sosial mengemukakan bahwa ketika orang tua secara terang-terangan membahas topik seksual dengan cara yang sesuai dengan usia anak remaja, mereka cenderung untuk tidak mencoba-coba dan lebih memilih untuk tetap menahan diri.
Apa yang harus saya ajarkan kepada anak-anak saya tentang penggunaan Internet?
Anjurkan anggota keluarga untuk memberitahu orang tua jika mereka menghadapi segala bentuk pornografi ketika sedang menggunakan komputer. Ini akan menolong mengurangi rasa takut dan malu dari paparan yang tidak disengaja. Ini juga membuka kesempatan untuk membahas tentang bahaya pornografi.
Ajarkan anggota keluarga untuk menggunakan Internet hanya untuk tujuan tertentu. Penggunaan Internet tanpa tujuan memudahkan untuk menelusuri situs-situs yang tidak pantas.
Peringatkan anggota keluarga untuk menghindari ruang obrolan publik, papan pengumuman, atau area asing di Internet. Situs-situs seperti itu menghadirkan resiko yang tidak perlu bagi anak-anak dan orang dewasa.
Ajarkan anak-anak untuk tidak berbagi informasi pribadi online tanpa sepengetahuan dan izin orang tua. Banyak orang jahat menyamar sebagai anak-anak untuk mendapatkan akses ke informasi yang dapat membahayakan anak-anak.
Ketahuilah kebijakan perpustakaan sekolah anak Anda tentang penggunaan dan akses Internet.
Peringatkan anggota keluarga untuk tidak membuka surel dari seseorang yang tidak mereka kenal.
5 Cara agar Anak Anda Terhindar dari Kehamilan di Luar Nikah
Maraknya kasus kehamilan yang dialami oleh
para remaja di luar nikah kemudian disertai dengan banyaknya kasus
aborsi, menunjukkan bahwa mereka belum benar-benar matang secara lahir
batin dalam memutuskan membangun sebuah rumah tangga.
Gaya hidup dan pergaulan serta pola didik dari orang tua berperan kuat dalam membentuk karakter para remaja. Dalam masa transisi menuju usia dewasa ini para remaja dihadapkan dengan berbagai macam tantangan hidup serta pilihan yang tidak mudah, termasuk salah satu di antaranya adalah dalam belajar memilih calon pasangan hidup.
Ketika seseorang berada pada usia remaja salah satu kebiasaan yang umum dijumpai adalah romantisme masa pacaran. Pada masa pacaran seorang remaja kebanyakan beranggapan bahwa rekan yang dicintainya adalah pasangan sejatinya. Romantisme masa pacaran seringkali membutakan, menciptakan sebuah kesan bahwa dunia ini hanya milik berdua. Pada saat inilah kejadian yang tidak diharapkan yaitu kehamilan di luar nikah yang seringkali terjadi.
Supaya terhindar dari hal tersebut para remaja sangat memerlukan pengarahan dari orang-orang terdekatnya, terutama dari orang tuanya. Kedekatan dan hubungan keluarga yang harmonis antara para remaja dan orang tuanya akan menciptakan sebuah suasana yang nyaman bagi para remaja untuk mencurahkan segala permasalahan yang sedang dihadapinya. Orang tua wajib mengajarkan serta memberi pengarahan pada anak-anak remaja mereka bagaimana hendaknya berperilaku dalam berkencan. Orang tua wajib mengajarkan kepada mereka bagaimana memperlakukan dengan hormat pasangan mereka.
Dalam aktivitas kesehariannya para remaja bertemu dengan banyak orang termasuk dengan kawan lawan jenisnya. Ketika seorang remaja mulai tertarik dengan lawan jenisnya para orang tua harus perlu ekstra waspada. Ketika mereka memutuskan mulai berpacaran orang tua harus ikut campur dalam memberi wejangan agar mereka saling menghormati satu sama lain. Masa pacaran adalah masa di mana mereka belajar untuk saling mengasihi, mempercayai dan memahami satu sama lain, para remaja perlu diberi pemahaman bahwa meskipun mereka saling mencintai namun mereka belum memiliki satu sama lain secara sah baik menurut hukum atau agama.
Pada masa remaja hasrat yang muncul yang diakibatkan oleh melonjaknya dorongan hormonal bisa diatasi dengan memberikan pemahaman yang benar kepada mereka tentang dampak-dampak yang akan diakibatkan jika mereka jatuh ke dalam hubungan seksual sebelum menikah. Supaya hal tersebut tidak terjadi perlu sebuah usaha dari para orang tua agar memberi pemahaman yang benar kepada anak-anak remaja mereka agar betul-betul menjaga perilaku dalam bergaul dengan lawan jenis, usaha-usaha tersebut di antaranya adalah:
Gaya hidup dan pergaulan serta pola didik dari orang tua berperan kuat dalam membentuk karakter para remaja. Dalam masa transisi menuju usia dewasa ini para remaja dihadapkan dengan berbagai macam tantangan hidup serta pilihan yang tidak mudah, termasuk salah satu di antaranya adalah dalam belajar memilih calon pasangan hidup.
Ketika seseorang berada pada usia remaja salah satu kebiasaan yang umum dijumpai adalah romantisme masa pacaran. Pada masa pacaran seorang remaja kebanyakan beranggapan bahwa rekan yang dicintainya adalah pasangan sejatinya. Romantisme masa pacaran seringkali membutakan, menciptakan sebuah kesan bahwa dunia ini hanya milik berdua. Pada saat inilah kejadian yang tidak diharapkan yaitu kehamilan di luar nikah yang seringkali terjadi.
Supaya terhindar dari hal tersebut para remaja sangat memerlukan pengarahan dari orang-orang terdekatnya, terutama dari orang tuanya. Kedekatan dan hubungan keluarga yang harmonis antara para remaja dan orang tuanya akan menciptakan sebuah suasana yang nyaman bagi para remaja untuk mencurahkan segala permasalahan yang sedang dihadapinya. Orang tua wajib mengajarkan serta memberi pengarahan pada anak-anak remaja mereka bagaimana hendaknya berperilaku dalam berkencan. Orang tua wajib mengajarkan kepada mereka bagaimana memperlakukan dengan hormat pasangan mereka.
Dalam aktivitas kesehariannya para remaja bertemu dengan banyak orang termasuk dengan kawan lawan jenisnya. Ketika seorang remaja mulai tertarik dengan lawan jenisnya para orang tua harus perlu ekstra waspada. Ketika mereka memutuskan mulai berpacaran orang tua harus ikut campur dalam memberi wejangan agar mereka saling menghormati satu sama lain. Masa pacaran adalah masa di mana mereka belajar untuk saling mengasihi, mempercayai dan memahami satu sama lain, para remaja perlu diberi pemahaman bahwa meskipun mereka saling mencintai namun mereka belum memiliki satu sama lain secara sah baik menurut hukum atau agama.
Pada masa remaja hasrat yang muncul yang diakibatkan oleh melonjaknya dorongan hormonal bisa diatasi dengan memberikan pemahaman yang benar kepada mereka tentang dampak-dampak yang akan diakibatkan jika mereka jatuh ke dalam hubungan seksual sebelum menikah. Supaya hal tersebut tidak terjadi perlu sebuah usaha dari para orang tua agar memberi pemahaman yang benar kepada anak-anak remaja mereka agar betul-betul menjaga perilaku dalam bergaul dengan lawan jenis, usaha-usaha tersebut di antaranya adalah:
1. Meningkatkan keimanan anak-anak remaja
Para orang
tua perlu menjadi suri teladan bagi anak-anaknya dalam meningkatkan
keimanan, dengan keimanan yang kuat terbukti ampuh menghindarkan
seseorang dari hal-hal buruk yang akan terjadi.
2. Mengasihi pasangan Anda
Orang tua perlu memberi
contoh kepada anak-anak remaja dalam mengasihi pasangan. Kasihilah istri
atau suami Anda dengan sepenuh hati, pertikaian dalam bentuk apa pun
dalam rumah tangga harus bisa dihindari, ketika anak-anak Anda melihat
Anda sangat mengasihi pasangan Anda mereka akan belajar untuk mengasihi
calon pasangan mereka.
3. Rekan Anda bukanlah sebagai obyek pelampiasan nafsu
Rekan
atau pacar Anda bukanlah obyek untuk melampiaskan nafsu. Setiap orang
diwajibkan oleh Tuhan untuk hidup berpasang-pasangan, ketika pada taraf
berpacaran seorang remaja perlu diingatkan bahwa rekan mereka adalah
calon pendamping hidup mereka kelak, mereka perlu untuk menghargai dan
menghormatinya sebagai rekan yang sepadan.
4. Seks adalah sakral
Para remaja perlu memahami
bahwa seks adalah sakral dan hanya boleh dilakukan oleh suami-istri yang
sudah disahkan secara hukum dan agama.
5. Memberi kesibukan kepada anak-anak Anda
Ada
banyak waktu luang yang dimiliki oleh para remaja seusai sekolah, dengan
memberikan kesibukan baik di dalam rumah atau mengikutsertakannya dalam
kegiatan di luar rumah yang positif seperti klub olahraga, musik dan
lain sebagainya akan membantu mereka menyalurkan hasrat dan minatnya.
Seorang remaja yang berhasil melewati masa transisi menuju ke kedewasaan yang matang memerlukan bantuan dari orang-orang terdekat yang dikasihinya. Orang tua adalah orang terdekat itu, bantu putra dan putri Anda memahami bahwa mereka sedang disiapkan dan diharapkan dapat menjadi orang tua-orang tua yang bertanggung jawab suatu hari nanti.
Seorang remaja yang berhasil melewati masa transisi menuju ke kedewasaan yang matang memerlukan bantuan dari orang-orang terdekat yang dikasihinya. Orang tua adalah orang terdekat itu, bantu putra dan putri Anda memahami bahwa mereka sedang disiapkan dan diharapkan dapat menjadi orang tua-orang tua yang bertanggung jawab suatu hari nanti.
No comments:
Post a Comment