setuju....wajib meluk dan bilang pintar, sapa tau doa itu dikabulkan,jd anak pintar beneran
Salah satu PENYAKIT KRONIS PARA ORANG TUA INDONESIA
by Mba Eria Arum, Yogyakarta.
Penyakit “Kurang Memuji”
Posted by Eria Arum | On 22 October,2014 |
In CATATAN
“Kurang memuji” itu penyakit lho, menurutku. Aku sadari ini setelah aku bertemu dengan orang-orang yang gampang banget mengucapkan kata, “Wow!”, “Amazing!”, “Bagus!”, “Keren!”, dan padanan kata lainnya untuk sesuatu yang memang pantas dipuji. Lalu, aku bertanya-tanya kenapa aku sulit banget mengucapkan kata-kata itu, padahal ada hal yang memang layak dipuji. Malah, aku cenderung nyinyir dan komentar negatif. Nggak banget deh. Walaupun nggak terucap, tapi hati tetep aja nyinyir.
Karena aku sering mendengarkan talk show parenting Ayah Edy, aku mencoba menengok ke belakang. Aku menemukan sebuah pemahaman yang mungkin itu adalah jawabannya. Dari talk show Ayah Edy, ada salah satu kalimat Ayah Edy yang aku ingat, “Kita adalah produk dari masa lalu.” Kurang lebih seperti itu. Maksudnya adalah, aku adalah produk dari orangtuaku, orangtuaku adalah produk dari kakek – nenek, buyut, dan terus ke silsilah keluarga ke atas. Apa yang ada pada diriku sekarang adalah hasil didikan dari orangtua. Well, mungkin ini nggak hanya masalah dalam lingkungan keluargaku, tapi juga masalah yang sering ditemui di keluarga lainnya. Misalnya apa? Coba deh diingat-ingat, pernah nggak saat kecil atau mungkin pas SD gitu, orangtua sering marah-marah, sering nyela kalau kita melakukan kesalahan, tapi pas kita melakukan hal yang benar malah nggak dipuji, nggak dihargai, nggak diapresiasi. Misalnya lagi, saat kita diajari orangtua untuk melakukan sesuatu, lalu kita belum paham-paham juga, kita dibilang, “Gitu aja nggak bisa!.” Dan ternyata, hal-hal negatif ini terbawa sampai aku besar. Hal seperti ini nggak disadari lho oleh orangtua kita.
Lalu, apa kita melakukan sesuatu untuk dipuji? No, kita melakukan sesuatu yang terbaik yang bisa kita berikan. Bukan untuk dipuji. Kalaupun ada yang memuji, menurutku itu adalah bonus karena kita memang layak dipuji, layak dihargai. Satu hal yang aku rasakan ketika aku dihargai orang lain adalah aku malah terpacu untuk memberikan yang terbaik, memberikan sesuatu yang lebih dari pencapaian sekarang. Apresiasi orang lain untuk pencapaian – pencapaianku, walapun itu hanya pencapaian kecil, membuatku mempunyai energi untuk terus bergerak maju memberikan yang terbaik.
Menjadi orangtua itu nggak mudah karena nggak ada sekolahnya. Akhirnya, para orangtua hanya trial and error dalam mendidik anak. Aku nggak menyalahkan orangtuaku tentang cara mendidik yang “Kurang Memuji” ini. Karena dulu nggak ada ilmu parenting dan belum ada sosok seperti Ayah Edy. Yang penting sekarang adalah aku mencoba untuk mengubah mindset “Kurang Memuji” ini. Aku mulai membiasakan untuk mengucapkan kata, “Keren!”, “Amazing!”, “Bagus!”, bahkan memberikan jempol dan applause untuk pencapaian – pencapaian orang lain yang layak dipuji.
(Tulisan ini bukan untuk menggurui, tapi adalah bagian dari refleksi diri sendiri.)
Kamu bisa download talkshow parenting Ayah Edy di: www.AyahEdy.tk
Follow twitter @ayahedy:
Mari kt berpartisipasi & berkontribusi u mencegah semakin meluasnya kekerasan dikalangan anak dan pelajar Indonesia. https://t.co/7z8xQbSI8X
— ayah edy (@ayahedy) October 15, 2014
http://www.eriaarum.com/penyakit-kurang-memuji/
No comments:
Post a Comment