October 29, 2014

Mengatasi Anak Pemarah

Mengatasi Anak Pemarah .
Seorang anak pemarah menangis dengan keras,
tangannya terkepal dan matanya menyorotkan
kemarahan. Ia marah kepada saudaranya karena telah
memukul dengan tidak sengaja. Tangan kecil itu sudah
terayun di udara, hendak memukul saudaranya.
Ibunya memperhatikan dan segera menangkap tangan
kecil itu dan memeluknya sambil berkata, “Maafkan
saudaramu, Nak, Sabar…., tarik nafasmu…, dan peluk
bunda saja.”
Sebagai orangtua yang memiliki anak pemarah dan
galak sering dibuat kelimpungan. Orangtua kerap
mencari solusi, dengan membujuk, memukul, melarang
atau bahkan balik memarahi untuk mengatasi anak
pemarah tersebut.
Anak sesungguhnya hanya meng- copy paste apa yang
dilihatnya dalam lingkup keluarga. Apa yang Ayah dan
Bunda lakukan akan selalu ditiru oleh anak-anak
karena orangtua adalah role model bagi mereka.
Suatu contoh kasus sederhana ketika Ayah dan Bunda
sedang bertengkar, apakah Ayah dan Bunda sering
melakukan seperti melakukan pukulan, berteriak,
menuding, atau mengeluarkan kata-kata yang tidak
sopan?
Tak usah heran jika kemudian anakpun meniru yang
Ayah dan Bunda lakukan jika ia sedang marah. Maka
orangtua perlu memperbaiki sikap dan perilaku diri
sendiri dahulu sebagai salah satu cara yang jitu untuk
mengatasi anak yang pemarah.
Tips mengatasi anak pemarah:
Perhatikan apa yang diucapkan Anda, dan tetaplah
konsisten.
1. Konsistensi antara perkataan dan
perbuatan
Anak merupakan pengamat yang baik, mereka akan
mengamati konsistensi perkataan dan perbuatan dari
orang yang terdekat dengan mereka. Jika Ayah dan
Bunda berteriak jika sedang berbicara, maka anakpun
akan demikian. Namun jika Ayah dan Bunda baik hati
dan lemah lembut, maka anak pun akan menjadi baik
hati dan lemah lembut.
Biasanya anak yang tumbuh dalam keluarga yang
saling menyayangi, perduli dan menghargai satu
dengan yang lainnya akan bertindak serupa dengan
orang lain.
2. Kepedulian pada sesama
Kepedulian kepada sesama ibaratnya seperti buah
yang telah siap petik dari sebuah pohon yang telah
dirawat dan diberi pupuk. Pohon itu memerlukan
waktu yang cukup lama untuk mengeluarkan buahnya.
Kepedulian pada sesama juga perlu diajarkan kepada
anak, karena hal seperti ini tidak dapat diajarkan pada
anak dalam semalam saja.
Ajarkan kepedulian kepada sesama dengan
menunjukkan rasa tidak suka jika anak melakukan
kekerasan. Katakan dengan tegas, jujur, singkat dan
tepat sasaran bahwa Ayah dan Bunda tidak menyukai
tindakan tersebut.
Namun perlu diingat jangan sampai ‘nasihat’ itu
melebar dan membahas bukan hanya tindakan yang
tidak baik tersebut melainkan sudah ke pada
pribadinya
3. Menyeleksi bacaan dan tontonan
Banyak sekali tontonan yang tidak pantas ditayangkan
di televisi sekarang ini. Mulai dari acara banyolan yang
mengejek dan merendahkan orang lain yang tidak
cakep, menggunakan alat untuk memukul pada acara
lawakan atau bahkan iklan mengenai program acara
lainnya, seperti hantu, atau sinetron pada jam tayang
acara anak.
Banyak orangtua mensiasati dengan menggantinya
dengan TV Cable, tapi harus diingat tidak semua
tontonan kartun pantas untuk anak. Yang terbaik
adalah menemani serta menjelaskan pada mereka saat
menonton dan menanyakan apa yang dipikirkan.
Serta ajaklah anak untuk memikirkan tindakan lain dari
hal yang ditonton bersama tersebut, seperti tindakan
lain selain kekerasan, tindakan lain selain mencuri,
dan lainnya.
Akan lebih baik jika Ayah dan Bunda membatasi anak
menonton televisi terlalu banyak, lebih baik banyak
membaca terutama tokokh-tokoh yang menginspirasi,
4. Mengelola emosi dengan tepat
Ajarkan anak untuk mengelola emosi dengan tepat
dengan mengutamakan komunikasi dan membuat
keputusan yang berimbang ( win win solution) ketika
anak tidak memperoleh apa yang diinginkannya atau
ketika orang lain melanggar haknya.
5. Jauhkan benda yang berbahaya
Di sekeliling anak selalu ada alat atau benda yang
tajam, seperti pinsil, pulpen, penggaris dan lainnya.
Maka ajarkan anak mengenai fungsi dan kegunaan dari
benda-benda tersebut, serta tanggung jawab agar tidak
emnyalahgunakannya sebagai alat untuk menyakiti
atau menyerang orang lain.
6. Mengenalkan penderitaan yang lain
Ajarkan anak untuk lebih peka kepada penderitaan
yang lain, agar anak dapat merasakan bahwa yang
dirasakannya mengenai alasana kemarahannya adalah
tidak seberapa dibandingkan yang dialami orang lain.
Kunjungan ke yatim piatu, rumah jompo atau anak
jalanan akan sangat baik bagi anak untuk mengasah
kepekaan sosialnya akan penderitaan orang lain juga
mengajarkan kepedulian kepada sesama pada saat
yang bersamaan.

No comments:

Post a Comment