Bahan ini kujadikan bahan renungan untuk membangun rumah tangga dan keluargaku karna aku dari anak broken home yang parah, sehingga agar rumah tangga ku bisa abadi, aku harus belajar banyak, bisa dari buku psiklogi, agama, lingkungan, dan jalan Tuhan -- aamiin
Masa Lalu adalah Referensi
Kualitas hubungan pernikahan seseorang dipengaruhi bagaimana kualitas hubungannya dengan orangtua
Loh kok nyambung?
Tanpa disadari, sifat-sifat kita 'terbentuk' semenjak ada kejadian yang emosional dalam rumah kita dahulu...
Saat dahulu dituntut untuk berprestasi, ketika berprestasi tak diapresiasi, ketika prestasi turun dimarahi, bahkan kberproses belajar tak diiperhatikan, maka kita tanpa sadar 'belajar' bahwa beginilah cara memperlakukan orang. Tak perlu mengapresiasi kebaikan, dan perhatikanlah seseorang hanya dari 'hasil buruk'nya saja.
Maka dampaknya?
'Tak sengaja' terbawa ke masa kini. 'sulit' untuk melihat dan mengapresiasi kelebihan, kebaikan dan 'prestasi' kecil yang dilakukan pasangan dan anak, sedang begitu 'mudah'nya melihat keburukan pasangan. Sekalipun mengapresiasi, itu sekedar apresiasi dalam kepala, tak diucapkan secara langsung padanya 'Terima kasih sayang', 'Terima kasih nak'. Masa lalu adalah referensi...
Saat dahulu di rumah muak untuk dinasehati, mengalami 'OVERDOSIS NASIHAT'. Dahulu, perbuatan nakal yang dilakukan sebetulnya karena ingin menyampaikan isi hati pada orangtua.
'Ma, Pa, plis DENGARKAN AKU, PERHATIKAN AKU'.
namun, justru yang didapat nasihat lagi, nasihat lagi, nasihat lagi. Nasihat yang dilengkapi dengan matanya yang tajam dan menyeramkan, suara yang tinggi, telunjuk yang menunjuk di depan mata.
'Ma, Pa, plis DENGARKAN AKU, PERHATIKAN AKU'.
namun, justru yang didapat nasihat lagi, nasihat lagi, nasihat lagi. Nasihat yang dilengkapi dengan matanya yang tajam dan menyeramkan, suara yang tinggi, telunjuk yang menunjuk di depan mata.
Maka dampaknya?
'Tak sengaja' hal inilah yang kita lakukan saat pasangan dan anak kita 'bandel'. Padahal semenjak kecil kita merasakan betapa tidak nyamannya 'tidak didengarkan'. Ketika kebutuhan didengar tak terpenuhi, hal ini menyesakkan dada, membuat tangan mengepal, bahkan tak jarang membuat kepala panas. Saat ini kita sedang berkobar apinya. Nasihat di saat seperti ini, layaknya melempar minyak ke dalam api yang membara. Tanpa sadar, seringkali kita sendiri yang sering melempar minyak saat api pada pasangan dan anak kita berkobar. Masa lalu adalah referensi...
Saat dahulu sering 'dikekang', tumbuhlah kita menjadi orang yang KERAS. Maka 'tak sengaja', kita sering keras pada pasangan dan anak kita...
Saat dahulu orangtua begitu jarang hadir di rumah akibat kesibukan kerja, kesepianlah yang menggerakkan kita untuk 'sibuk di luar', karena tentu rumah tempat yang 'gak rame'. Maka 'tak sengaja', rumah seperti inilah yang terbentuk pada rumah kita saat ini.
Saat dahulu, sering melihat ayah-ibu berantem dalam pernikahannya, menyebabkan 'trauma' untuk menjalani pernikahan...
Masa lalu adalah referensi...
Sifat ayah-sifat ibu yang tak kita sukai, kadang 'menular' pada kita...
Apa yang terjadi pada pernikahan ayah-ibu kadang 'menular' pada pernikahan kita...
Bagaimana ortu kita bersikap sebagai suami dan istri, kadang 'menular' pada kita...
Bagaimana ortu bersikap sebagai ayah dan ibu, kadang 'menular' pada kita...
yang berdampak, secara tidak sengaja kita 'tularkan' pula pada anak kita...
Sifat ayah-sifat ibu yang tak kita sukai, kadang 'menular' pada kita...
Apa yang terjadi pada pernikahan ayah-ibu kadang 'menular' pada pernikahan kita...
Bagaimana ortu kita bersikap sebagai suami dan istri, kadang 'menular' pada kita...
Bagaimana ortu bersikap sebagai ayah dan ibu, kadang 'menular' pada kita...
yang berdampak, secara tidak sengaja kita 'tularkan' pula pada anak kita...
Bukan, bukan mau menyalahkan orangtua!
Adakah orangtua yang semenjak anaknya lahir lalu langsung pasang niat
'Hahahaha, saya ingin anak saya ini kalau sudah besar hidupnya MENDERITA!!!'
Adakah orangtua yang semenjak anaknya lahir lalu langsung pasang niat
'Hahahaha, saya ingin anak saya ini kalau sudah besar hidupnya MENDERITA!!!'
Tentu tidak ada, orangtua sudah lakukan yang TERBAIK versi mereka. Mereka sayang pada anaknya. Nilai-nilai negatif yang tertanam kepada anda anaknya, itu semua terjadi secara TIDAK SENGAJA, tidak diniatkan. Pola seperti itu tak sengaja 'tertular' pada anda, karena dimulai dari kakek nenek. Mengapa kakek nenek menularkan pola buruk seperti itu? Boleh jadi juga karena tertular oleh buyut, dan seterusnya. Takkan selesai mencari 'siapa yang memulai duluan'
Nilai-nilai yang tak sengaja tertanam ini, akankah secara 'tidak sengaja' pula kita tanamkan pada anak dan pasangan kita?
Nilai-nilai pernikahan orangtua kita yang kurang baik, akankah secara 'tidak sengaja' kita ulangi kembali?
Nilai-nilai pernikahan orangtua kita yang kurang baik, akankah secara 'tidak sengaja' kita ulangi kembali?
Tentu tidak. Maka, perbaiki hubungan dengan orangtua anda, keharmonisan keluarga anda menanti. InsyaAllah
Selamat membangun keharmonisan keluarga anda
No comments:
Post a Comment