Dunia anak terkadang ditingkahi aneka masalah, salah satunya kekerasan. Kekerasan ini bisa hadir melalui kekerasan fisik maupun kekerasan verbal. Agar anak tak mudah melakukan kekerasan, perlu ditanamkan cara untuk mengendalikan diri. Salah satunya adalah dengan mengajarkan soal prioritas.
"Anak melakukan kekerasan karena self control-nya tidak bagus. Soal self control ini memang harus diajarkan orang tua. Karena pada saat lahir, seorang anak tidak langsung memiliki self control yang baik," papar psikolog anak dan remaja, Ratih Zulhaqqi, dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Selasa (14/10/2014).
"Anak perlu diajarkan soal prioritas. Dengan ada prioritas, anak jadi tahu bahwa terkadang mereka harus menunggu. Dengan begitu, mereka tidak akan memaksakan situasi. Jika tidak diajari maka yang muncul perilaku impulsif, melakukan kekerasan," lanjut Ratih.
Ratih mencontohkan ada anak yang terbiasa marah, berteriak, bahkan memukul ketika keinginannya tidak dipenuhi. Misalnya saja saat anak itu menginginkan mainan. Nah, saat seperti ini, orang tua harus tahu benar bagaimana menghadapinya. Jangan sampai si anak terus-terusan 'dibenarkan' dengan ketidaksabarannya.
"Selain itu, lingkungan juga turut berkontribusi. Misalnya jika mereka tinggal di lingkungan dengan orang-orang dengan suara keras, mudah marah, dan punya aturan sendiri. Jika mereka tumbuh tanpa bimbingan memadai, maka anak-anak mengopinya," lanjut perempuan berjilbab ini.
Kekerasan yang dilakukan oleh anak kepada anak belakangan menjadi perhatian lagi setelah beredar video pemukulan terhadap siswi SD di Bukittinggi, Sumatera Barat, oleh teman-temannya. Video yang beredar di jejaring sosial ini direkam menggunakan ponsel orang tua siswa yang dicuri oleh anaknya.
Menurut Kepala Bidang TK dan SD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Bukittinggi, kejadian ini sudah ditangani. Korban, pelaku, orang tua, dan pihak sekolah sudah dipertemukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
KENALI SEBAB ANAK JADI PEMBERONTAK DAN SUKA MELAWAN
Dear Ayah Bunda,
Anak bunda suka melawan kata orang tuanya..? Itu adalah sikap anak yang suka memberontak dan melawan lho. Dan ternyata kita bisa mengenali penyebabnya.
Nah, dibawah ini ada beberapa penyebabnya ya bunda, saya kutipkan dari pendapat Kak Seto Mulyadi. Semoga bermanfaat.
1. Sikap otoriter dari orang tua
Orang tua yang otoriter sangat mempengaruhi kepribadian sang anak, karena tekanan demi tekanan yang dirasakan, lama kelamaan akan membuat anak harus berani mengambil sikap, apakah akan tetap mematuhi orang tuanya atau harus menuruti kata hatinya. Berusahalah untuk tidak menjadi orang tua yang demikian, Anda boleh mengajarkan disiplin serta ketegasan kepada anak Anda, tetapi tetaplah fleksibel dalam proses penerapannya.
2. Menyuruh anak di saat yang tidak tepat
Ketika Anda ingin menyuruh anak Anda untuk melakukan sesuatu, sedangkan dia sedang asyik dengan kegiatannya, biasanya anak akan enggan untuk mematuhi perintah dari orang tuanya karena merasa terganggu. Bila sudah demikian hindari untuk memaksanya, selama Anda tetap bisa melakukannya seorang diri, maka kerjakan. Namun, bila hal tersebut sangat mendesak dan Anda betul-betul membutuhkan bantuan darinya, maka usahakanlah untuk menyampaikannya dengan cara yang baik, beri dia pemahaman bahwa bantuan dari dia sangat Anda perlukan. Dengan demikian, mereka akan merasa dibutuhkan meskipun merasa terganggu anak Anda akan sadar karena itu adalah bagian dari tanggung jawabnya.
3. Orang tua tidak bisa memenuhi keinginan si anak
Bila orang tua tidak bisa memenuhi keinginan anaknya, sebagai bentuk protes biasanya mereka akan menunjukkan sisi keras kepalanya dengan harapan keinginannya dapat dipenuhi atau sekadar ingin mendapatkan perhatian dari orang tuanya.
4. Anak dibiarkan tumbuh hingga mengalami krisis keteladanan
Biasanya terjadi ketika orang tua terlalu sibuk dengan dirinya sendiri, bisa dikarenakan masalah pekerjaan atau karena benar-benar sudah tidak peduli lagi dengan keluarganya. Ketahuilah bahwa anak-anak sangat mendambakan didikan serta teladan dari orang tuanya. Namun, bila di dalam keluarganya peran orang tua sudah tidak lagi berfungsi, maka jangan heran bila mereka berani melawan Anda.
5. Pengaruh lingkungan sekitar dan pertemanan
Lingkungan di mana keluarga Anda tinggal juga sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak Anda. Kawan-kawan bermainnya juga turut andil dalam proses pembentukan jati diri mereka. Oleh karena itu, bila lingkungan tempat tinggal Anda buruk, maka jangan heran bila tiba-tiba anak Anda bisa mengucapkan sumpah serapah.
6. Mencontoh perilaku orang tuanya
Anak adalah seorang peniru sejati, mereka akan meniru apa saja yang dilihat dan didengarnya. Sebagai orang tua, bila Anda mendapati anak Anda berani melawan, maka introspeksilah diri, tanyalah pada diri Anda apakah selama ini Anda telah menunjukkan teladan yang baik kepada mereka atau justru sebaliknya. Bila Anda mengharapkan memiliki anak-anak yang patuh, maka berikanlah mereka teladan, hentikan segera pertengkaran-pertengkaran dengan pasangan Anda dan jangan pernah mengulanginya lagi. Bentuklah sikap yang positif pada anak Anda sejak mereka masih kecil, sehingga ketika nanti beranjak dewasa mereka akan segan untuk memberontak ataupun melawan Anda.
Semoga bermanfaat.
Sumber: Steffie Subandriyo
No comments:
Post a Comment